Technologue.id, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mewaspadai ancaman masa depan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), separuh dari pelaku UMKM akan gulung tikar setelah September 2020 ini.
"OECD memprediksi bahwa dalam dua bulan ke depan separuh UMKM atau 40 persen UMKM terancam bangkrut," kata Teten, dalam webinar Transformasi Digital UMKM, Kamis (10/7/2020).
Baca Juga:
DANA Dukung Program Roadshow Digital Agar UMKM Go Digital
Dari data yang dihimpun Kementerian Koperasi dan UKM, kondisinya juga tidak jauh berbeda, di mana kegiatan usaha pelaku UMKM sangat terganggu akibat menurunnya permintaan, sehingga mengakibatkan mereka kesulitan cashflow. Saat ini, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai sekitar 64 juta.
Menteri Teten menjelaskan, di era new normal saat ini, UMKM yang mampu bertahan dari hantaman pandemi Covid-19 adalah pelaku usaha yang melakukan re-purposing product atau inovasi produk dalam kegiatan usahanya. Termasuk UMKM yang memanfaatkan momentum ini untuk masuk ke dunia digital.
Menteri Teten menyebut ada sejumlah UMKM yang justru sekarang tumbuh dengan baik apalagi UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital. Namun ia menyayangkan baru 13 persen yang terhubung ekosistem digital baru 8 jutaan, sehingga 87 persen masih offline.
"Arahan Pak Presiden kepada kami, di tahun 2020, harus tercapai total 10 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital. Atau ada penambahan 2 juta dari kondisi awal tahun 2020," ungkapnya.
Baca Juga:
Jalani New Normal, Segudang Fitur dalam Aplikasi DANA Siap Temani Transaksi Konsumen
Saat ini banyak UMKM yang berhasil melakukan adaptasi dengan situasi baru pandemi covid-19. Banyak pula UMKM yang banting setir membuat produk-produk yang dibutuhkan market, misalnya kebutuhan makanan pokok, kebutuhan pribadi yang berkaitan dengan kesehatan, bahkan makanan siap saji.
"Mereka bisa menjual produk siap saji yang dijual belikan secara online. Melihat hal ini tentunya ada inovasi-inovasi, maka ke depan inovasi-inovasi ini penting, karena akan ada perubahan perilaku konsumen ke online. Diusahakan sektor makanan dan minuman terjaga, memang tren ke depan akan menjadi penting," ujarnya.
Ia pun menyampaikan akan banyak bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk marketplace yang ada di Indonesia, dan lembaga lainnya untuk menyiapkan UMKM go digital.