Technologue.id, Jakarta - Pernikahan pasangan gay asal Thailand menuai sorotan dari warganet Indonesia. Foto pernikahan dua lelaki tersebut ramai mendapat komentar buruk hingga ancaman dari netizen tanah air.
Akibat banjir hujatan tersebut, pria bernama Suriya Koedsang tersebut mengaku terpaksa menempuh jalur hukum lantaran ada ancaman mati terhadap suami, orangtua, hingga fotografer pernikahan mereka.
Melalui seorang pengacara asal Thailand yaitu Ronnarong Kaewpetch, pasangan pengantin itu pun akan "menghukum" netizen yang menulis hal-hal buruk terhadap mereka.
Baca Juga:
Viral Batik “Iron Man Telok Ceplok” Kreasi Ridwan Kamil
Ronnarong menyampaikan, setiap orang Indonesia yang menuliskan komentar negatif kepada pasangan gay itu dilarang ke Thailand. "Setiap saat kalian datang ke Thailand, kami sudah siap dengan polisi untuk menahan kalian," ancamnya.
Kronologis kejadian yang menyeret warganet Indonesia itu dimulai ketika Suriya mengunggah foto pernikahan bersama suaminya pada Minggu, 4 April 2021 silam.
Pada foto pernikahan tersebut, Suriya mengungkapkan rasa terima kasih kepada tamu dan anggota keluarga yang hadir. Pernikahan gay memang bukan sesuatu yang dilarang di Thailand.
Meski begitu, unggahan Suriya Koedsang mendadak banjir komentar dari netizen Indonesia. Selain komentar yang menyebut mereka sebagai "penyebab kehancuran dunia", banyak pula yang meninggalkan komentar bernada menghina dan merendahkan.
Awalnya, Suriya dan suaminya sudah bertekad untuk tidak memberikan tanggapan. Namun, setelah tiga hari mendapat ancaman dan hujatan, ia memutuskan bertindak.
Baca Juga:
Viral Koboi Jalanan Duren Sawit, Acungkan Pistol ke Warga
"Aku punya banyak pertanyaan di kepalaku, kenapa? Kami menikah di rumah yang hangat dengan keluarga, di tempatku sendiri, di negaraku, dan ada apa dengan Indonesia serta orang Indonesia?" tulisnya.
"Kenapa harus sedramatis itu? Kenapa ini harus terjadi pada kami ketika banyak pasangan LGBTQ melakukan upacara pernikahan di sini? Kenapa kami?"
Suriya melanjutkan bahwa ia tidak ingin menyalahkan atau membawa-bawa agama dalam insiden ini. Pasalnya, Suriya juga pernah bersekolah di provinsi Pattani yang mayoritas berpenduduk Muslim.
"Sesungguhnya aku menghormati semua agama. Ketika aku bersekolah di Pattani yang mayoritas adalah Muslim, aku tidak pernah mengalami masalah atau waktu sulit saat itu."
"Selain itu, keluarga Muslim selalu mendukungku. Agama tidak mengajarkanmu untuk membenci orang lain, merendahkan orang lain. Sebaliknya, agama memengaruhi hati manusia agar menjadi baik," tutupnya.