Technologue.id, Jakarta - Masih dalam perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas), ini menjadi momentum bagi para individu, organisasi, serta institusi untuk turut berperan aktif dan berkontribusi dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus sebagai ajang untuk unjuk gigi atas berbagai perkembangan dan pencapaian di bidang teknologi di Indonesia.
Berbagai inovasi teknologi termutakhir, terutama seputar machine learning (ML), maraknya pemanfaatan Internet of Things (IoT) di berbagai industri, serta kehadiran jaringan 5G, telah membuka berbagai peluang baru, namun sekaligus turut menghadirkan berbagai ancaman dan tantangan keamanan siber.
Meningkatnya penggunaan layanan internet dan meluasnya penetrasi smartphone telah memperluas cakupan serangan hingga membuat Indonesia semakin rawan terhadap serangan siber. Berdasarkan laporan penelitian Unit 42 Palo Alto Networks baru-baru ini, URL atau penelusuran web, merupakan metode utama untuk pengiriman ransomware, lebih dari 77% dari total kasus pengiriman ransomware.
Baca Juga:
Tantangan Keamanan Siber di Era Hybrid Working
"Masih dalam semangat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, mengintegrasikan keamanan siber ke dalam struktur organisasi sangatlah penting untuk kesuksesan program keamanan siber. Kebangkitan teknologi nasional dan pengembangan keamanan siber sangat berkaitan, sehingga lanskap ancaman siber juga terus berkembang,” ujar Adi Rusli, Country Manager Indonesia di Palo Alto Networks.
“Hal ini menuntut adanya upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan juga masyarakat. Melalui pemanfaatan kecanggihan teknologi dan upaya-upaya keamanan siber yang mumpuni, Indonesia dapat meningkatkan kapabilitasnya, mengamankan infrastruktur penting, serta mendorong terciptanya lingkungan digital yang aman dan nyaman bagi masyarakat dan bisnis untuk berkembang," tambah Adi.
Seiring dengan perkembangan digitalisasi, sangat penting bagi kita untuk selalu berada selangkah lebih maju dalam mengantisipasi potensi ancaman siber, mengingat insiden pembobolan data, penipuan finansial, dan kejahatan siber lainnya berpotensi menghadirkan risiko yang signifikan bagi bisnis.
Hal ini meliputi kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pelatihan keamanan siber serta membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri dengan lebih baik. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, kita dapat mengedukasi masyarakat tentang risiko ancaman siber dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi ekosistem digital kita.
Sektor industri dan perusahaan penyedia layanan teknologi memainkan peran penting dalam melindungi keamanan data dan informasi dari serangan siber. Mengatasi implikasi dari teknologi yang sedang berkembang ini terhadap tata kelola keamanan siber merupakan langkah yang amat penting. Strategi semacam itu kian mendesak seiring dengan semakin terhubungnya dan semakin bergantungnya masyarakat pada teknologi digital.
Baca Juga:
Gandeng BSSN, Fortinet Optimis Capai Kesadaran Keamanan Siber
Upaya kolaboratif antara pihak-pihak tersebut dan juga pemerintah sangat penting untuk meningkatkan perlindungan terhadap ancaman siber dan meningkatkan ketahanan keamanan siber secara keseluruhan.
Sehubungan dengan keamanan siber, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi ancaman digital yang semakin meningkat dengan menerapkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Penanggulangan Krisis Siber.
"Seiring dengan besarnya peluang era digital, kita harus tetap waspada dan sigap dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ini menyadarkan kita akan urgensi untuk memperkuat pertahanan keamanan siber dan membekali masyarakat dengan pengetahuan untuk menavigasi ruang digital dengan aman," tutup Adi.