Technologue.id, Jakarta - Setelah sempat tertunda, proyek satelit Satria akhirnya kembali dilanjutkan. Kelanjutan proyek ini diresmikan lewat penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) dan Thales Alenia Space yang berlangsung pada Kamis (3/9/2020).
Dalam momen penandatanganan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa Satria akan memiliki spesifikasi mempuni yang dikenal dengan sebutan High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150 Gbps. Dengan demikian, kapasitas Satria jauh lebih besar, atau sekitar 3 kali lipat dari total satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia.
Baca Juga:
Serangan Siber Meningkat, Staff Ahli Kominfo Ingatkan Agar Selalu Waspada
"Saat ini Indonesia memanfaatkan 5 satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps, dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps. Total kapasitas 9 satelit yang saat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi kita hanya sekitar 50 Gbps. Jika diperbandingkan, kapasitas Satria sekitar 3 kali lipat dari total kapasitas 9 satelit yang ada," ujarnya.
Lebih lanjut, Menteri Johnny menyebut SATRIA akan menghadirkan akses wifi gratis di 150.000 titik layanan publik di berbagai penjuru nusantara. Menurutnya layanan itu akan dapat menghadirkan layanan publik yang prima, dimana setiap titik layanan akan tersedia kapasitas sebesar 1 Mbps.
“150.000 titik tersebut terdiri dari: 93.900 titik sekolah dan pesantren, 47.900 titik kantor desa, kelurahan dan kantor pemerintahan daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya,” jelasnya.
Baca Juga:
Pemerintah Dorong Pengembangan Telemedis untuk Akselerasi Transformasi Digital
Proyek satelit SATRIA sendiri dikerjakan dalam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Kementerian Kominfo bertindak selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).
Pabrikan Proyek KPBU SATRIA adalah Thales Alenia Space (TAS) yang bermarkas di Perancis. Sedangkan peluncuran akan dilakukan dengan menggunakan roket Falcon 9-5500 yang diproduksi oleh Space-X, perusahaan asal Amerika Serikat.