Technologue.id, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) AS dikabarkan telah disusupi oleh sindikat hacker asal Rusia dan Iran. Mereka telah berhasil masuk ke sistem Pilpres untuk mengakses data pemilih.
Dilansir dari Techspot pada Senin (26/10/2020), John Ratcliffe selaku Director of National Intelligence menjelaskan, data pemilih ini dapat digunakan untuk menyebar informasi palsu ke para pemilih terdaftar.
Baca Juga:
Google Ungkap Cara Kerja Hacker di Pemilu AS
Dengan begitu, akan muncul kebingungan di antara mereka yang bisa saja menimbulkan kerusuhan, dan merusak kepercayaan terhadap demokrasi AS.
Untuk diketahui, baik Rusia dan Iran keduanya mempunyai minat yang besar terhadap Pilpres AS. Rusia dikabarkan mendukung Trump sedangkan Iran membencinya.
Iran bahkan menyebarkan email kepada para pemilih dengan narasi yang merendahkan Trump. Hal ini bukan tidak mungkin dapat memantik reaksi para pemilih Trump di AS sehingga terjadi benturan antar para pemilih.
Baca Juga:
Hacker China Retas Lembaga Penelitian Vaksin Corona
Penyusupan Pilpres oleh sindikat hacker ini sebenarnya sudah berlangsung sejak September lalu. Mereka disebut sudah dapat memindai sistem jaringan untuk melakukan serangan berikutnya.
Dikatakan bahwa target selanjutnya adalah Microsoft Exchange dan sistem Citrix. Tak hanya itu, mereka juga akan masuk ke sistem penerbangan AS.