Technologue.id, Jakarta - Sejumlah lembaga penelitian vaksin di Jepang telah diretas oleh hacker yang berasal dari China. Kabar ini disampaikan oleh sebuah perusahaan keamanan informasi, CrowdStrike baru-baru ini.
Dikatakan bahwa aksi peretasan dilakukan sejak bulan April lalu, ditengah ketatnya persaingan dalam pengembangan vaksin virus Corona. Dan serangan siber ini merupakan yang pertama di Jepang, dilansir dari The Japan Time pada Selasa (20/1/2020).
Baca Juga:
Google Ungkap Cara Kerja Hacker di Pemilu AS
CrowdStrike menyebut peretasan ini dilakukan dengan metode phising. Para peretas mengirimkan email berisi virus kepada lembaga penelitian dan kemudian ketika virus tersebut berhasil diunduh akan langsung meretas data.
Hingga berita ini dimuat, belum disebutkan lembaga penelitian mana saja yang menjadi target peretasan. Namun diketahui terdapat sejumlah lembaga yang memang tengah meneliti vaksin virus Corona.
Baca Juga:
Temukan Kerentanan di Apple, Kelompok Hacker Terima Hadiah Rp 4,2 M
Lembaga penelitian tersebut antara lain Universitas Tokyo, Universitas Osaka, dan Institut Penyakit Menular Nasional. Tidak ada keterangan resmi namun kemungkinan besar mereka menjadi target sasaran para peretas China.
Pemerintah Jepang sendiri lewat Pusat Kesiapan dan Strategi Nasional untuk Keamanan Siber sudah ikut turun tangan dalam menangani masalah ini. Sambil menginvestigasi, badan ini juga mengimbau kepada para peneliti untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.