Technologue.id, Jakarta – Asosiasi e-commerce Indonesia atau IdEA (Indonesian E-Commerce Association) hari ini mengumumkan susunan kepengurusannya di periode 2018-2020. Pada kepengurusan yang ke-4 ini, IdEA memiliki visi untuk mengakselerasi keberpihakan terhadap industri ekonomi digital. Wadah yang digagas oleh 10 perusahaan bisnis online ini mengemban misi menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi berbasis digital terbesar di Asia Tenggara. Untuk mewujudkan rencana jangka panjang tersebut, kepengurusan periode ini tidak hanya aktif dalam melakukan edukasi dan promosi bagi industri e-commerce. Namun juga akan lebih komprehensif mendorong kedaulatan ekonomi bertumpu pada ekonomi digital, meliputi pendampingan pemerintah dalam penciptaan aturan dan iklim bisnis yang mendukung tumbuh kembang industri ekonomi digital.
Baca juga:
Potensi Besar, JNE Ikut Andil Bangun Ekosistem Bisnis E-commerce
Ignatius Untung, Ketua Umum IdEA mengatakan, ada bagian Government Relation bertugas mengawal pemerintah untuk melahirkan kebijakan yang lebih pro ekonomi digital. Ia menyayangkan, sampai saat ini, belum ada regulasi apa pun yang mengatur tentang e-commerce. "Peraturan terkait e-commerce belum ada. Begitu pun, peraturan di Kementerian Perdagangan juga belum ada sama sekali. Tugas Government Relation di sini tidak menentukan keputusan peraturan tapi mendorong dan mendampingi pemerintah, bisa juga memberi masukan," katanya, di sela-sela mengumumkan kepengurusan IdEA 2018-2020, di Jakarta, Kamis (06/09/2018).Baca juga:
Lazada Hadirkan LazMall, Mall Online Terbesar Se-Asia Tenggara
Pada kepengurusan kali ini, IdEA juga akan meminta data indikator awal terhadap pertumbuhan transaksi e-commerce kepada Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perekonomian. Perpres No. 74 Tahun 2017 tentang Road Map E-Commerce sendiri tidak meng-capture pertumbuhan tapi memuat inisiatif-insiatif yang dilakukan pemerintah untuk mendorong industri. Peta Jalan E-commerce ini memuat 31 inisiatif dan 62 output yang harus dirilis pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan industri e-commerce. Di dalam kepengurusan ini, Mohamad Rosihan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Government Relation. Tidak hanya fokus di bisnis e-commerce, IdEA juga akan memperluas visi untuk memfasilitasi semua bisnis ekonomi digital di luar industri e-commerce, diantaranya on demand service, health technology, agriculture, internet of things, game, content, dan masih banyak lagi. Tujuannya, agar Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030. "Di luar negeri, digital economy sudah menjadi raja, tapi di Indonesia belum. Visi IdEA sekarang mendorong keberpihakan pada industri ekonomi digital. Digital economy cocok buat Indonesia karena Indonesia negara kepulauan sehingga akses terbuka bagi daerah. Ini yang membuat tidak sentralisasi tapi desentralisasi," imbuh Untung.Baca juga:
Sebagai langkah eksternal untuk mencapai visinya, IdEA akan membangun sebuah situs portal yang akan menjadi rumah besar seluruh pekerja ekonomi digital untuk bisa terkoneksi, berinteraksi, sharing knowledge, dan berkolaborasi. "Langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan standar layanan dan kepercayaan konsumen dan penetrasi bisnis secara signifikan," terangnya. Sedangkan dari lingkup eksternal, IdEA akan memulai kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyediakan kesempatan magang, pengadaan short course, hingga merancang kurikulum ekonomi digital. "External relation ini menunjukkan wajah positif industri ekonomi digital terhadap para pelaku bisnis. Online dan offline itu hanya cara, tergantung pola pikir," ujarnya.