Technologue.id, Jakarta - Ubisoft resmi mengungkap judul Assassin’s Creed (AC) terbarunya, Shadows, awal pekan ini. Game baru ini berlatar era Sengoku Jepang dan dibintangi oleh dua protagonis, shinobi kelahiran Iga, yakni Naoe, putri fiksi dari ninja kehidupan nyata Fujibayashi Nagato dan Yasuke, punggawa Oda Nobunaga.
Menurut tim pengembang, protagonis ganda dimaksudkan untuk menawarkan dua pengalaman berbeda. Pengamat mengungkap bahwa dengan hadirnya dua karakter protagonis, ini bisa meningkatkan permainan ke tingkat yang lebih tinggi, dikutip dari Venturebeat.
Naoe dan Yasuke keduanya adalah karakter yang menawarkan perspektif berbeda tentang feodal Jepang. Yasuke, seorang imigran berstatus tinggi dan Naoe, seorang wanita kelahiran desa.
Para penggemar meminta Ubisoft untuk membuat game AC berlatar feodal Jepang sejak seri tersebut pertama kali diluncurkan. Hal ini terlihat seperti pahlawan tersembunyi yang melakukan pekerjaan mereka dari bayang-bayang, memperdagangkan informasi, melibatkan orang-orang dari setiap lapisan masyarakat dan melakukan pekerjaan terbaik mereka di saat terjadi kerusuhan budaya dan politik.
Baca Juga:
Ubisoft Rilis Tanggal Peluncuran Game Assassin's Creed : Shadows
Alex Hutchinson, direktur kreatif Assassin's Creed 3 mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa waralaba ini dimaksudkan untuk menyoroti periode-periode yang kurang dikenal dalam sejarah dan bahwa feodal Jepang terasa terlalu akrab.
“Saya merasa ini akan mulai terlihat seperti 'oh, sudahkah Saya memainkan ini?' Anda tahu maksud saya, oh, saya pernah menjadi ninja sebelumnya, saya pernah menjadi samurai sebelumnya," ujarnya, berbicara bahwa telah banyak game-game sebelumnya yang mengambil latar belakang ninja dan Jepang.
Hal yang membedakan dengan game-game lainnya ialah kehadiran tokoh protagonis perempuan yang menjadikan sekuel Assassin's Creed ini akan terasa lebih menarik.