Technologue.id, Jakarta - Manufaktur smartphone, Foxconn, mengalami penurunan pendapatan sangat signifikan akibat wabah corona di seluruh dunia. Kerugian yang ditanggung selama kuartal pertama tahun ini mencapai 90 persen setelah Pemerintah China mewajibkan penutupan pabrik.
Dilansir TechCrunch (15/5/2020), Foxconn telah berusaha meyakinkan investor untuk berita buruk pada bulan Maret. Pada saat itu, perusahaan gagal memberikan indikasi yang jelas tentang bagaimana keuntungannya akan terlihat untuk sisa tahun ini.
Baca Juga:
Pekerja Takut Virus Corona, Foxconn Janjikan Bonus Rp14 Juta
Ditambah lagi, Apple membatalkan pedoman penjualan Kuartal Maret karena pabrik-pabrik di China terlambat memulai operasional pascalibur Tahun Baru Imlek karena wabah itu. Foxconn berharap wabah cepat berlalu sehingga mereka bisa kembali membuka pabrik dan menjalankan operasional perusahaan.
"Pencegahan wabah, memulai kembali pekerjaan dan produksi adalah prioritas utama kami," kata Liu Young-Way, Pimpinan di Foxconn.
Di China, pabrikan itu bergulat dengan logistik karena banyaknya pekerja yang tidak bisa masuk karena pembatasan perjalanan dan karantina. Tak cuma itu, pengangkutan barang pun juga terkena getah pembatasan itu.
Baca Juga:
Foxconn Tutup Pabrik di Tiongkok, Bagaimana Nasib iPhone?
Firma riset Canalys memperkirakan Apple dan Huawei - klien Foxconn - melakukan 99% perakitan di China. Analis mengatakan, "Penjualan di pasar ponsel pintar China berkurang separuh pada kuartal pertama 2020."
TrendForce juga mengurangi perkiraan produksi iPhone senilai 10% pada kuartal saat ini, menjadi 41 juta unit. Namun, perkiraan itu direvisi menjadi angka 5-7%, tergantung seberapa baik pabrik di China meningkatkan produksi.