Technologue.id, Jakarta – Pasca skandal bocornya data pengguna Facebook, Mark Zuckerberg diminta menghadap Kongres Amerika Serikat pada Selasa (10/04/2018) waktu setempat di Washington DC. Pria 33 tahun itu mewakili perusahaannya, Facebook Inc., untuk menjawab pertanyaan dan memberikan informasi lebih jauh terkait seluk beluk perusahaannya, meliputi bisnis hingga privasi pengguna. Saat bos Facebook itu disodori pertanyaan oleh Senator Gary Peters apakah smartphone yang di-install aplikasi Facebook punya kemampuan untuk merekam pembicaraan telepon, Zuck dengan tegas membantah. "Ya atau tidak, apakah Facebook memanfaatkan audio yang didapat dari perangkat seluler untuk menambah informasi personal penggunanya," tanya Peters. "Tidak," jawab Zuck tegas.
Baca juga:
Data Netizen Indonesia Bocor, Facebook Dibayangi Denda Rp12 Miliar
Bapak satu anak itu lantas menambahkan bahwa pihaknya tak punya akses ke microphone gadget. Namun, aplikasi Facebook sejatinya punya akses ke audio ketika seseorang merekam video di perangkatnya untuk diunggah ke Facebook. Peters sendiri mengatakan ingin meluruskan rumor konspirasi yang dilakukan Facebook. Rumor itu sendiri ia dengar dari banyak orang, termasuk dari para stafnya.Baca juga:
Facebook Ingatkan Jutaan Pengguna yang Datanya Diretas
"Senator, izinkan saya menjelaskan ini, Anda berbicara tentang kabar teori konspirasi yang menyebar luas kalau kami bisa mendengarkan apa yang terjadi di mikrofon Anda dan menggunakannya untuk iklan. Untuk lebih jelasnya, kami mengizinkan orang untuk mengambil video di perangkat mereka dan membagikannya, dan video memiliki audio, jadi kami melakukannya [mengakses audio] saat Anda mengambil video, merekam, dan menggunakannya untuk membuat layanan lebih baik dengan memastikan video Anda memiliki audio, tapi saya pikir itu cukup jelas," jelas Zuck, seperti dikutip dari TheVerge.com (10/04/2018).Baca juga:
Ada banyak hal yang disoroti para senator AS di kesempatan ini. Yang utama memang terkait skandal Cambridge Analytica, tetapi media sosial dengan pengguna terbanyak di dunia itu juga ditodong pertanyaan terkait monopoli, politisasi di dalam tubuh Facebook, hingga teori konspirasi seperti yang dibahas di atas.