Technologue.id, Jakarta - Teknologi 5G tidak hanya memberikan internet berkecepatan tinggi, jauh daripada itu manfaatnya dinilai cukup besar terutama dalam hal transformasi digital di Indonesia.
Untuk meningkatkan wawasan terkait penggunaan 5G dari sisi teknologi atau solusi inovatif, use cases dan mengakselerasi digital tranformation, Ericsson menggelar Ericsson Imagine Live 2024 - ‘Driving Indonesia’s Digital Future with 5G: Advancing towards 2045’.
Krishna Patil, Head of Ericsson Indonesia mengatakan, sektor telekomunikasi penting untuk mendorong ekonomi dan mengakselerasi pertumbuhannya. Menurutnya, kolaborasi dapat dijalin dengan para stakeholder, termasuk pemerintah.
Untuk itulah, digelar Ericsson Imagine Live 2024 yang mengungkap solusi inovatif dan strategi transformatif, yang juga diperkenalkan pada Ericsson experience area selama Mobile World Congress Barcelona tahun ini.
Acara ini bertujuan menjelajahi lanskap masa depan teknologi dan telekomunikasi, membayangkan berbagai peluang untuk bisnis dan masyarakat. Selain itu, Ericsson Imagine Live 2024 menunjukkan evolusi jaringan global yang akan datang, memahami kebutuhan strategis bagi penyedia layanan.
Ericsson yang mendorong 5G juga memberikan gambaran tentang manfaat teknologi ini untuk menciptakan pengalaman konsumen, meningkatkan loyalitas, mendukung sumber pendapatan baru, menarik pelanggan baru hingga mendorong inovasi dalam ekosistem industri.
Baca Juga:
Starlink Bisa Matikan ISP Lokal, APJII Rilis 4 Rekomendasi untuk Pemerintah
Denny Setiawan, Direktur Kebijakan Spektrum dan Perencanaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia mengatakan, Ericsson salah satu penyedia teknologi yang sudah lama di Indonesia, "diharapkan bisa memberikan edukasi maupun kolaborasi antar penyedia teknologi, industri, akademisi maupun regulator".
"5G ini kan menjadikan banyak hal, terutama industri 4.0, nah tapi untuk bisa kita dapat itu, industri harus dicoba kira-kira bisnis proses seperti apa. Ericsson tidak sekedar menjual produk, tapi bagaimana mengedukasi atau mengajak akademisi, termasuk Kementerian Perindustrian bagaimana mencari peluang bisnis atau peluang dalam menyediakan layanan di 5G," jelas Denny Setiawan.
Kendati demikian, ia akui saat ini penggunaan layanan 5G belum semasif 4G. "Sudah ada beberapa tentunya untuk layanan 5G customer, tapi di industri juga sudah ada, di pertambangan, di beberapa layanan publik. Walaupun memang masih belum terlalu masif seperti di negara lain," terangnya.