Technologue.id, Jakarta - Elon Musk, pemilik media sosial X (dulunya Twitter) mengatakan kepada kepala Uni Eropa untuk mengirimkan kepadanya daftar "pelanggaran" yang dituduhkan beredar di X.
Elon Musk meminta daftar informasi hoax tersebut usai dirinya diminta untuk mengatasi penyebaran disinformasi tentang konflik antara Israel dan Hamas melalui platform pesan X miliknya.
Baca Juga:
Unik, Ada Rumah Portabel yang Bisa Dibongkar Pasang
X mengatakan pihaknya mencoba mengambil tindakan terhadap banjirnya postingan mengenai ujaran kekerasan dan perilaku kebencian mengenai perang dan menangani krisis ini dengan tingkat respons tertinggi.
Namun kelompok pengawas luar dan Komisaris Eropa Thierry Breton mengatakan informasi yang salah, serta gambar palsu dan dimanipulasi, beredar di platform tersebut.
Elon Musk tampaknya diminta untuk bertanggungjawab, sebab ia pada Minggu memposting nama dua akun yang menurutnya “baik” untuk “mengikuti perang secara real-time”. Analis Emerson Brooking dari Dewan Atlantik menyebut salah satu akun tersebut "benar-benar beracun".
Baca Juga:
Survey Udemy: Pengguna ChatGPT di Indonesia Meningkat 142% di Q2 Tahun Ini
Jurnalis dan pengguna X juga menunjukkan bahwa kedua akun tersebut sebelumnya telah membagikan gambar palsu ledakan di Pentagon yang dibuat oleh AI, dan salah satu dari mereka telah memposting banyak komentar yang berkaitan dengan antisemit dalam beberapa bulan terakhir.
Musk kemudian menghapus postingannya itu.