Technologue.id, Jakarta - Elon Musk, pendiri SpaceX pada Minggu meluruskan penilaian Ukraina bahwa Rusia menggunakan Starlink dalam perang mereka yang sedang berlangsung. Musk memastikan bahwa penggunaan Starlink oleh pasukan Rusia tersebut adalah tidak benar.
Sebelumnya pada Minggu, intelijen militer Ukraina mengatakan Rusia menggunakan satelit Musk untuk memfasilitasi komunikasi di medan perang. Badan intelijen tersebut memposting audio percakapan antara dua tentara Rusia dari Brigade Penyerangan ke-83 di wilayah Donetsk, mengklaim bahwa Rusia berbicara melalui Starlink.
Intelijen Ukraina tidak merinci berapa banyak terminal yang diyakini dimiliki Rusia atau bagaimana terminal tersebut bisa diperoleh. Namun, Juru Bicara Intelijen Militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan bahwa penggunaan Starlink oleh Rusia sudah bersifat “sistemik”.
Baca Juga:
Curi Aset, Pengadilan Jatuhi Hukuman Penjara dan Denda kepada Mantan Karyawan Apple
Hal ini dibantah oleh Musk. “Sejumlah laporan berita palsu mengklaim bahwa SpaceX menjual terminal Starlink ke Rusia. Ini jelas salah,” Musk memposting di X sebagai tanggapan atas laporan tersebut. “Sepengetahuan kami, tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia," katanya.
Dalam pernyataan lanjutannya, Musk mengklarifikasi bahwa Starlink tidak akan terhubung ke perangkat di Rusia. “Satelit Starlink tidak akan menutup hubungan di Rusia,” tulis Musk.
SpaceX juga memposting pernyataan pada Kamis yang mengatakan, "Starlink tidak aktif di Rusia.”
“Jika SpaceX mengetahui bahwa terminal Starlink digunakan oleh pihak yang terkena sanksi atau tidak sah, kami menyelidiki klaim tersebut dan mengambil tindakan untuk menonaktifkan terminal jika dikonfirmasi,” tulis perusahaan itu di X.
Baik Musk maupun SpaceX tidak menjelaskan apakah teknologi tersebut dapat digunakan di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Pengguna yang membeli layanan Starlink diidentifikasi secara unik dan harus melalui proses otentikasi sebelum menggunakan satelit Starlink.