Technologue.id, Jakarta - Investor yang berfokus pada dampak dan pemanfaatan teknologi pada portofolio pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara-negara berkembang seperti Asia Tenggara dan Amerika Latin, Accial Capital, resmi mengucurkan dana sebesar US$15 juta untuk mendukung pemberdayaan UKM di Tanah Air melalui pionir fintech lending, Investree. Dalam hal ini, Accial Capital bergabung menjadi salah satu Lender Institusi Investree.
Sejak tahun 2017, Accial Capital dan Investree telah bermitra untuk mendanai subsegmen portofolio pinjaman UKM yang dalam hal ini adalah para Borrower Investree. Itu artinya selama 3 (tiga) tahun terakhir, Accial Capital dan Investree sudah bekerja sama untuk membantu mengurangi kesenjangan kredit UKM dengan memanfaatkan teknologi dan wawasan berbasis data untuk mempertahankan pertumbuhan UKM. Fasilitas kredit baru yang dipimpin oleh Accial Capital ini akan memberikan pembiayaan kepada lebih banyak UKM Indonesia melalui beragam portofolio pinjaman Investree termasuk Invoice Financing, Buyer Financing, Working Capital Term Loan, dan Online Seller Financing.
Michael Shum, Chief Investment Officer Accial Capital, menyatakan keyakinannya atas kinerja Investree, "Investree adalah investasi pertama Accial Capital di Indonesia pada tahun 2017 dan kami terkesan dengan perkembangan dan kemajuan yang telah mereka buat sejak saat itu. Fasilitas baru ini akan terus menyokong upaya Investree dalam mengatasi kesenjangan kredit pelaku UKM di Indonesia."
Sebagai pelopor dalam pembiayaan pinjaman dengan jaminan aset untuk perusahaan fintech lending di pasar-pasar berkembang, Accial Capital yang berasal dari Amerika menjadi pemberi pinjaman institusi asing pertama Investree 3 (tiga) tahun lalu dan menegaskan kembali komitmennya terhadap pasar UKM di Indonesia dan pendekatan Investree hari ini.
UKM Indonesia memainkan peran vital dalam menggerakkan perekonomian; akuntansi untuk 58% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan mempekerjakan 97% dari angkatan kerja. Namun, banyak UKM terus mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan. Indikator International Finance Corporation (IFC) terbaru menunjukkan hanya 4% dari 41 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia yang "terlayani dengan baik", sedangkan 53% tetap "tidak terlayani" atau dengan kata lain "underserved". Investree secara unik menyediakan solusi keuangan berbasis teknologi yang mempertemukan Lender dan Borrower untuk menutup celah kredit tersebut.
Adrian Gunadi, Co-Founder & CEO Investree, menjelaskan, "Pandemi Covid-19 ini merupakan masa penuh tantangan bagi semua orang, bahkan bagi lembaga keuangan global dan Indonesia. Tekad Accial Capital untuk memberikan dukungan berlimpah bagi UKM di Indonesia melalui Investree bisa dianggap sebagai wujud kepercayaan terhadap prospek kami sebagai perusahaan fintech lending dari institusi keuangan internasional. Kami sangat senang dapat menyalurkan pinjaman ini kepada UKM yang kurang terlayani di Indonesia dan akan melakukan yang terbaik untuk memaksimalkan nilai tambah dari dukungan yang diberikan oleh Accial Capital."
Investree didirikan pada tahun 2015 dengan misi untuk mendukung pertumbuhan sektor UKM Indonesia yang kurang terlayani atau kesulitan mendapatkan akses permodalan dari layanan keuangan konvensional. Menawarkan produk pinjaman konvensional dan syariah, Investree menghubungkan pemberi pinjaman yang terbuka untuk meminjamkan uangnya kepada peminjam yang membutuhkan dukungan pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka. Investree pun kini berfokus pada pembiayaan rantai pasokan (supply chain financing) dan mulai mengubah konsepnya menjadi solusi digital bagi UKM. Hingga bulan September 2020, Investree telah memfasilitasi pinjaman sebesar Rp 7 triliun kepada 1.429 Borrower dan mencatat sekitar 120 Lender di platform-nya. Memperkuat kehadiran regionalnya, Investree juga berekspansi ke Thailand dan Filipina pada tahun ini.