Technologue.id, Jakarta – Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melontarkan pernyataan yang penting bagi nasib ZTE. Trump saat itu bertekad agar perusahaan asal Tiongkok itu bisa melanjutkan bisnisnya lagi di Negeri Paman Sam secepatnya. Namun apa daya, United States House Committee on Appropriations, komite yang punya wewenang untuk menyetujui rancangan peraturan bersama Senat, menolak pembelaan Presiden Trump terhadap ZTE. CNET.com (17/05/2018) menuliskan kalau keputusan untuk memberikan sanksi embargo pada ZTE telah final.
Baca juga:
Presiden Trump Siap Bantu ZTE Kembali ke AS
Adapun amandemen rancangan undang-undang yang mereka buat akan memproteksi perangkat dan jaringan AS dari perusahaan asing yang terafiliasi dengan pemerintahnya. Dalam konteks ini berlaku untuk ZTE, yang oknum pegawainya sebelumnya telah terungkap bekerja sama dengan Iran dan Korea Utara untuk mengirimkan perangkat telekomunikasi secara ilegal ke negara-negara yang dianggap sebagai musuh AS itu.Baca juga:
Ini Pernyataan Resmi ZTE Terkait Embargo dari Amerika Serikat
ZTE sendiri sebenarnya bukan perusahaan minor di AS. Mereka tercatat sebagai brand smartphone terbesar keempat di sana. Sayangnya, embargo terhadap ZTE selama tujuh tahun oleh pemerintah AS memaksa mereka untuk menutup bisnis operasi terbesarnya dan membuat banyak orang di China kehilangan pekerjaannya.Baca juga:
ZTE pun telah mengusahakan agar embargo itu dibatalkan, sampai Presiden Tiongkok, Xi Jinping, "turun tangan". Bisa jadi, perkembangan terbaru terkait kasus ZTE ini dapat meningkatkan tensi antara dua negara besar pemegang perekonomian dunia saat ini.