Technologue.id, Jakarta - Berita buruk kembali datang dari Amazon. Setelah mengumumkan pemecatan 18.000 karyawan pada awal tahun ini, perusahaan e-commerce tersebut kembali memberhentikan 9.000 karyawan lagi di beberapa departemen, termasuk Amazon Web Services, sumber daya manusia, iklan, dan layanan streaming Twitch.
Namun, menurut dokumen internal Amazon yang baru-baru ini bocor di internet, memposting terlalu banyak lowongan pekerjaan dan kemudian merekrut terlalu banyak pegawai di berbagai departemen mungkin menjadi alasan dari masalah tersebut.
Sebuah dokumen yang diperoleh oleh Insider mengungkapkan bahwa Amazon memberikan tanggung jawab perekrutan kepada para manajer, dan bahwa perusahaan hanya memiliki sedikit andil dalam pengawasan proses perekrutan sampai tahun 2022. Situasi ini mengakibatkan manajer merekrut dan mempekerjakan lebih banyak karyawan daripada jumlah yang sudah disetujui.
Baca Juga:
Amazon Memberhentikan 9.000 Karyawan Lagi, AWS dan Twitch Juga Terdampak
Insider mengutip angka dari dokumen tersebut: Amazon Web Services memposting 24.988 lowongan pekerjaan pada tahun 2022, namun departemen tersebut hanya disetujui untuk merekrut 7.798 posisi.
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa kurangnya tata kelola di Amazon merupakan masalah yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara lowongan pekerjaan dan posisi terbuka. Seorang mantan manajer rekrutmen yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Insider bahwa kurangnya pengawasan Amazon dalam proses perekrutan dan wawancara menyebabkan terjadinya over-hiring ketika para manajer mencoba "memaksakan orang masuk ke tempat yang tersedia."
Sumber tersebut juga mengatakan kepada Insider bahwa lowongan pekerjaan dimaksudkan untuk terus diisi secara aktif. Namun, Amazon nampaknya tidak terlalu memerhatikan proses perekrutan, yang bisa menjadi pertanda bahwa perusahaan sedang mengalami pertumbuhan yang tidak stabil akibat pandemi dan masih terlalu santai menanggapi badai pemecatan yang merata.
Baca Juga:
Amazon Bangun Web Sendiri, Siap Saingi Google Chrome
Namun, Amazon membantah kesimpulan yang ditulis Insider dalam artikel mereka. "Kesimpulan Insider dalam artikel mereka sangat tidak akurat," kata Kelly Nantel, juru bicara Amazon, seperti dikutip dari Gizmodo.
"Sebagai contoh, meskipun beberapa permintaan pekerjaan mungkin telah dibuka untuk satu peran, hal ini disebabkan karena kami mencari kandidat dari berbagai lokasi geografis. Dan AWS tidak pernah merekrut lebih dari jumlah tenaga kerja yang telah direncanakan dan disetujui. Sayangnya, Insider membuat asumsi yang salah berdasarkan sumber anonim dan dokumen yang usang lalu mengambil kesimpulan diluar konteks yang dimaksud," lanjutnya.