Technologue.id, Jakarta - Anggota Kongres, aktivis konservatif, dan investor teknologi memperbarui seruan untuk melarang TikTok di Amerika Serikat (AS).
Aplikasi mobile tersebut dihujat lantaran konten paling populer di TikTok terkait perang Israel-Hamas memiliki kecenderungan pro-Palestina sehingga melemahkan dukungan terhadap Israel di kalangan generasi muda Amerika.
Baca Juga:
Stiker AI WhatsApp Tambahkan Gambar Senjata untuk Anak-Anak Palestina
TikTok menjadi sasaran kritik selama bertahun-tahun karena kepemilikannya di Tiongkok dan kekhawatiran mengenai kendali pemerintah atas aplikasi tersebut, sebuah hubungan yang menurut Partai Demokrat dan Republik merupakan ancaman terhadap data pribadi pengguna di AS, dikutip dari Nbcnews.
Kini, para kritikus menuduh TikTok menggunakan pengaruhnya untuk mendorong konten yang pro-Palestina dan bertentangan dengan kepentingan kebijakan luar negeri AS. Klaim mengenai promosi konten pro-Palestina yang dilakukan TikTok bersifat anekdotal, dan klaim tersebut juga muncul di platform media sosial X.
TikTok mengatakan tuduhan tersebut tidak berdasar. Kinerja konten pro-Palestina di platform ini bergantung pada cara Anda mengurai data TikTok.
Tren sejarah internasional menunjukkan lebih banyak minat terhadap tagar populer #standwithpalestine dibandingkan #standwithisrael.
Seruan baru untuk pelarangan TikTok di AS muncul setelah Jeff Morris Jr, seorang pemodal ventura teknologi dan mantan eksekutif aplikasi kencan Tinder menulis serangkaian postingan di X minggu lalu.
Baca Juga:
Seruan Uninstall Grab dan Beri Bintang 1 Bergema di Medsos
Dalam thread viralnya, Morris menulis tentang “Perang TikTok” di mana siswa sekolah menengah dan mahasiswa mendapatkan “informasi yang salah” tentang Hamas dan Israel.
Informasi tentang perang Israel-Hamas menjadi sangat kontroversial dan terpolarisasi di media sosial, termasuk di TikTok.