Technologue.id, Jakarta - Banyaknya kesediaan masyarakat untuk membantu korban konflik Israel-Hamas ternyata dimanfaatkan oleh para penjahat siber di luar sana, yang hingga saat ini telah tercatat terdapat 500 email dan situs web palsu sudah tercipta.
Pakar Kaspersky mengamati lonjakan email penipuan yang ditulis dalam bahasa Inggris yang secara palsu meminta sumbangan bagi mereka yang terkena dampak konflik.
Baca Juga:
Allied Telesis Raih Sertifikasi TKDN, Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Dengan teknik rekayasa sosial canggih, para penyerang mengeksploitasi keinginan masyarakat untuk membantu dan mencoba memikat calon korban agar memberikan donasi palsu. Penyerang biasanya menyamar sebagai organisasi amal dan menggunakan bahasa yang emosional untuk membujuk pengguna agar mengklik tautan situs web penipuan, dan kemudian mereka akan diminta untuk berkontribusi.
Laman web penipuan juga dapat berkembang dengan cepat, mengubah desainnya, dan menargetkan berbagai kelompok. Oleh karena itu, sebaiknya terapkan langkah-langkah keamanan berikut:
- Memeriksa situs web dan kredensial badan amal tersebut. Badan amal yang sah akan didaftarkan — Anda harus memeriksa ulang kredensial organisasi di basis data yang diketahui untuk memastikan keasliannya.
- Mendekati organisasi amal secara langsung untuk berdonasi atau menawarkan dukungan. Untuk berdonasi secara online, ketikkan alamat situs amal akan lebih aman daripada mengklik link.
- Jika Anda tidak yakin mengenai organisasi yang telah Anda periksa, rujuk ke organisasi terkenal yang memberikan dukungan kemanusiaan seperti badan bantuan PBB.
- Mengingat bahwa individu yang terkena dampak krisis kemungkinan besar tidak akan menghubungi Anda secara langsung untuk meminta donasi– terutama orang asing yang tidak Anda kenal. Berhati-hatilah terhadap permintaan pengiriman uang.
- Tetap waspada. Situs web palsu mungkin terlihat hampir mirip dengan situs amal asli, hanya detail tempat mengirim donasi yang menjadi satu-satunya perbedaan. Kesalahan ejaan atau tata bahasa sering kali menunjukkan halaman palsu.
- Berhati-hatilah dalam bermedia sosial. Media sosial adalah cara yang berguna bagi badan amal untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan meminta donasi. Namun jangan berasumsi bahwa permintaan donasi di Facebook, Twitter, Instagram, atau YouTube adalah sah hanya karena ada teman yang menyukai atau membagikannya. Luangkan waktu untuk meneliti kelompok sebelum
berdonasi.