Technologue.id, Jakarta - Mantan karyawan Niantic mengajukan gugatan terhadap studio game yang berbasis di California, Niantic. Gugatan ini terkait diskriminasi terhadap karyawan wanita.
Mantan karyawan ini menuduh Niantic mengembangkan "klub anak laki-laki" di mana karyawan wanita dibayar lebih rendah dan diberi bimbingan lebih sedikit daripada karyawan pria dengan peringkat yang sama atau lebih rendah. Gugatan atau keluhan ini mengusung "bias seksual sistemik di Niantic".
Baca Juga:
Threads Hampir Capai 100 Juta Pengguna, Elon Musk Spontan Ucap Ini
Menurut sebuah laporan dari The Verge, ia mencari status class action untuk memasukkan karyawan lain yang mungkin terpengaruh.
Mantan karyawan ini tidak disebutkan namanya, tetapi mulai bekerja untuk Niantic pada 2020. Ia mengetahui dalam waktu satu tahun setelah dipekerjakan bahwa dia dibayar lebih rendah daripada karyawan laki-laki meskipun memiliki lebih banyak tanggung jawab dan posisi yang lebih tinggi di dalam perusahaan.
Ia diduga kemudian berbicara dengan karyawan wanita lainnya dan menemukan dia tidak sendirian dalam hal ini, tetapi pimpinan studio bereaksi buruk terhadap masalah yang diangkat.
Sekadar informasi, "Jane Doe" adalah salah satu karyawan yang diberhentikan dalam PHK Niantic baru-baru ini.
Baca Juga:
Bye Buzzer, Threads Tolak Konten Berbau Politik
Niantic bukan satu-satunya perusahaan yang mendapat tuduhan seperti itu. Pada tahun 2021, Activision Blizzard menghadapi gugatan dari badan pengawas California karena memiliki budaya pelecehan dan diskriminasi seksual (juga sering disebut sebagai "klub anak laki-laki" atau lingkungan seperti persaudaraan).
Riot Games juga tahun ini menerima persetujuan akhir atas penyelesaian untuk gugatan diskriminasi gender serupa.