Technologue.id, Jakarta - Digitalisasi jadi salah satu pendorong ekonomi Indonesia mencapai 8 persen, sebuah target yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam acara peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 dan White Paper OMP Beyond 2024 di St. Regis, Jakarta Selatan, Kamis (18/7).
Untuk mencapai target angka pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu jalur yang dapat ditempuh ialah penguatan sektor digital. Digitalisasi menjadi pendorong melalui kolaborasi erat antara pemerintah dan swasta.
"Dorongan dari swasta maupun pemerintah. Pemerintah harus meng-enable pertumbuhan investasi dari swasta, sektor yang penting di digital," kata Dirgayuza Setiawan, Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Prabowo Subianto dalam acara Indotelko Forum - Unlocking Digital Economy For Growth di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga:
Kominfo Panggil Direksi Indosat Ooredoo Bahas Pencurian Data Pribadi
Beberapa laporan menyebutkan sektor digital mampu berkontribusi terhadap PDB Indonesia mencapai 20 persen dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dapat diraih berkat berkembangnya e-commerce, fintech dan layanan digital lainnya.
Sekjen Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (Korika) Sri Safitri menyoroti bahwa Indonesia mesti keluar dari kondisi middle income trap.
"Jangka waktu yang sangat singkat. Kalau Indonesia tidak bisa keluar (dari kondisi tersebut) sampai 2035, selamanya Indonesia akan menjadi negara middle income," jelas Sri Safitri.
"Kuncinya digitalisasi, memanfaatkan teknologi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi mendongkrak ekonomi, efisiensi dan produktivitas," tegas Sri.
Ia pun mengungkap, teknologi kecerdasan buatan atau AI mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi ini tergantung talenta dan infrastuktur serta bagaimana kebijakan pemerintah.