Technologue.id, Jakarta - Seiring dengan merebaknya wabah virus Corona yang memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah, aplikasi Zoom mengalami peningkatan trafik pengguna. Sayangnya, kabar miring mengatakan aplikasi video call group itu mengirim data penggunanya ke Facebook. Dilansir dari Ubergizmo pada Kamis (2/3/4/2020), Chief Legal Officer Zoom, Aparna Bawa memberikan tanggapan dengan mengatakan tidak mengirim atau menjual data penggunanya baik dari kalangan bisnis, sekolah, maupun individu. Ia mengklaim tidak ada aktivitas ilegal pada aplikasinya.
Baca Juga: Tidak Terapkan Enkripsi End-to-End, Keamanan Zoom Dipertanyakan
Bawa menambahkan, pihaknya hanya akan mendapatkan data pengguna ketika mereka ingin bermitra atau menghubungi secara langsung pihak Zoom. Selebihnya, perusahaan tidak akan bisa mendapatkan data pengguna. "Kami tidak menggunakan data yang kami peroleh dari penggunaan Anda atas layanan kami, termasuk pertemuan Anda, untuk iklan apa pun. Kami menggunakan data yang kami peroleh dari Anda ketika Anda mengunjungi situs web pemasaran kami, seperti zoom.us dan zoom.com. Anda memiliki kendali atas pengaturan cookie Anda sendiri ketika mengunjungi situs web pemasaran kami," ujarnya.Baca Juga: Di Rumah Aja, Adidas Gratiskan Akses Aplikasi Kebugaran
Lebih lanjut, Bawa menyebut semua pertemuan secara online lewat Zoom tidak akan bisa dipantau karena Zoom mengenskripsi semua percakapan tersebut. Namun jika pengguna memilih menyimpan data di cloud, perusahaan bisa saja mengakses itu. Zoom sendiri saat ini memang menjadi yang teratas di sektor pertemuan online saat ini. Diperkirakan, lonjakan pengguna aktif mencapai 2,22 juta per bulan Maret 2020 lalu dimana pada 2019 lalu pengguna aktif hanya berjumlah kurang dari 2 juta orang.