Technologue.id, Jakarta - Pembuat video game Pokemon Go, Niantic mengatakan akan memangkas seperempat tenaga kerjanya karena industri game menghadapi penurunan permintaan setelah unduhan melonjak selama pandemi.
Perusahaan juga akan menutup studionya di Los Angeles dan membatalkan dua game.
Baca Juga:
Acer Sediakan 130 Unit Monitor Dukung Turnamen Esports Bali Major 2023
"Kami telah membiarkan pengeluaran kami tumbuh lebih cepat daripada pendapatan," kata kepala eksekutif Niantic yang berbasis di AS John Hanke dalam sebuah pernyataan.
Pokemon Go menjadi fenomena global saat dirilis pada tahun 2016.
Pada saat itu, raksasa teknologi Apple mengatakan game augmented-reality memecahkan rekor toko aplikasinya untuk unduhan terbanyak dalam seminggu.
"Prioritas utama adalah menjaga agar Pokemon Go tetap sehat dan berkembang sebagai game selamanya," kata Hanke.
Namun, dia juga mengatakan bahwa sejak game tersebut diluncurkan, "pasar seluler telah menjadi ramai dan perubahan pada app store dan lanskap periklanan seluler telah mempersulit peluncuran game seluler baru dalam skala besar".
Sebanyak 230 pekerja dari seluruh Niantic, termasuk yang ada di tim platform gamenya, akan terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan juga akan menghentikan game NBA All-World, yang dirilis pada bulan Januari, dan menghentikan produksi judul Marvel World of Heroes.
Baca Juga:
Sejumlah Karyawan Waze Bakal Kena PHK Imbas Integrasi Google Ads
Pada puncak fenomena Pokemon Go, para gamer mengejar karakter termasuk Pikachu dan Snorlax memenuhi ruang publik untuk memburu makhluk virtual tersebut.
Beberapa pengguna mengabaikan peringatan keselamatan, menyebabkan kecelakaan mobil, perampokan, cedera, dan bahkan kematian.