Technologue.id, Jakarta - Majalah berita Inggris, The Guardian, melaporkan bahwa data karyawan mereka telah dicuri akibat serangan ransomware pada bulan Desember lalu.
Pasca serangan siber tersebut, pihak pimpinan mengonfirmasi melalui e-mail yang dikirimkan kepada para staf. E-mail tersebut ditandatangani oleh kepala eksekutif outlet berita, Anna Bateson dan pemimpin redaksi, Katharine Viner yang menyatakan bahwa kasus ransomware ini melibatkan akses pihak ketiga yang tidak sah ke dalam bagian jaringan perusahaan.
Baca Juga:
Kasus Kebocoran Data Publik Indonesia 2022
Mereka juga menyampaikan bahwa kejahatan ini kemungkinan bagian dari upaya phising.
Mayoritas korban ransomware ini merupakan karyawan The Guardian yang berada di Inggris. Pihak perusahaan mengelak bahwa karyawan yang berada di Amerika Serikat atau Australia, pembaca, dan pelanggan ikut terdampak kasus pencurian data ini.
Jenis data yang dicuri berupa data pribadi staf seperti nama dan alamat karyawan, nomor asuransi nasional, dokumen identitas pemerintah, serta data rincian gaji. Pihak The Guardian belum mengonfirmasi siapa yang akan bertanggung jawab atas kerusuhan ini, juga apakah mereka akan membayar biaya tebusan yang diminta atau tidak.
Baca Juga:
Bocoran Samsung Galaxy S23 Series Beredar Online
Serangan ransomware ini terjadi sejak 21 Desember lalu ketika perusahaan meminta staf untuk kerja dari rumah hingga tanggal 23 Januari 2023. Namun, akhirnya perusahaan menunda kerja dari kantor untuk karyawan Inggris hingga awal Februari mendatang akibat dari kasus yang terjadi.