Technologue.id, Jakarta - CEO Facebook, Mark Zuckerberg baru-baru ini dikritik oleh politisi Hillary Clinton. Istri dari Bill Clinton ini mengkritik kebijakan Zuckerberg yang tidak mau memerangi disinformasi dan propaganda pada platformnya. Dilansir dari Cnet pada Senin (3/1/2020) Clinton mengaku merasa seperti bernegosiasi dengan kekuatan asing. Tidak hanya itu, Hillary menyebut bahwa Zuckerberg otoriter terkait dengan penyebaran disinformasi.
Baca Juga: Ingat, Sebar Hoax Soal Virus Corona Bisa Didenda Miliaran
Tidak berhenti disitu, Clinton juga mengatakan bahwa Facebook saat ini merupakan perusahaan global yang mempunyai pengaruh sangat besar. Pengaruh itu menurut Clinton sangat berbahaya lantaran dapat menguasai seluruh media sosial. "Ini adalah perusahaan global yang memiliki pengaruh sangat besar dengan cara yang baru saja kita mulai paham," ujar Clinton. Kritik yang dilakukan Clinton ini menyasar pada kebijakan kontroversial Facebook yang mengambil jalan tengah antara kebebasan berpendapat dan memerangi disinformasi menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat. Clinton mencontohkan kasus menyangkut ketua DPR AS, Nancy Pelosi.Baca Juga: Heboh Virus Corona, Google Tutup Kantornya di China
Pelosi sempat viral lantaran videonya tersebar di YouTube dan Facebook. Dalam video tersebut, nampak Pelosi terlihat sedang mabuk yang padahal itu merupakan video palsu. Google sendiri telah menghapus video tersebut dari YouTube dan Clinton juga meminta Facebook untuk menghapusnya. Namun Facebook beralasan bahwa penggunanya bisa membuat keputusan sendiri untuk menilai apa yang terjadi. Kritik yang dilancarkan Clinton bukanlah yang pertama diterima Zuckerberg. Sebelumnya mantan Presiden AS, Joe Biden, melancarkan kritik terkait privasi yang sering dihadapi perusahaan media sosial tersebut. Biden mengatakan dirinya bukan penggemar Facebook dan menyebut Zuckerberg sebagai masalah besar.