Technologue.id, Jakarta - CEO OpenAI, Sam Altman yang kini memegang jabatan kembali di perusahaan pengembang ChatGPT tampaknya terus menjadi sorotan publik. Sebelum drama yang terjadi terkait pemecatannya di OpenAI, Sam kabarnya menghabiskan USD85 juta atau sekitar Rp1,3 triliun selama 18 bulan untuk membeli real estate.
Laporan tersebut berdasarkan catatan yang ditinjau oleh Business Insider, termasuk USD43 juta yang sebelumnya tidak dilaporkan, yakni perkebunan Hawaii di atas tanah yang oleh penduduk setempat dianggap penting secara historis.
Baca Juga:
OpenAI Kembangkan GPT Store Bakal Meluncur di 2024
Pembelian tersebut, yang juga mencakup tempat tinggal bernilai jutaan dolar di San Francisco dan Napa, California, terjadi antara awal tahun 2020 dan pertengahan tahun 2021, ketika Altman mulai mendapatkan dukungan untuk startup Worldcoin, dan merilis produk OpenAI dalam private beta.
Juru bicara Altman menolak berkomentar terkait hal ini.
Kekayaan bersih Altman yang sebenarnya tidak diketahui. Sebagai CEO OpenAI, gajinya hanya USD58.333, menurut pengajuan IRS, dan kepemilikan ekuitasnya di perusahaan tersebut sangat kecil.
Akan tetapi, dia telah melakukan lebih dari 400 investasi dalam sembilan tahun, menurut laporan BI sebelumnya, di perusahaan-perusahaan di berbagai bidang seperti penerbangan komersial dan implan otak.
Awal tahun ini, Altman tampaknya secara halus mengkritik rekan-rekan eksekutif teknologinya karena mengumpulkan terlalu banyak kekayaan.
Baca Juga:
Google Bakal "Perangi" Pemblokir Iklan di Chrome
“Konsep memiliki cukup uang bukanlah sesuatu yang mudah untuk disampaikan kepada orang lain,” kata Altman pada Bloomberg Technology Summit di San Francisco.
Namun seiring bertambahnya kekayaan Altman, dia semakin "tersingkir" dari kehidupan orang-orang yang tidak terlalu kaya. Ibunya mengatakan kepada The Wall Street Journal pada bulan Maret bahwa Altman sudah empat atau lima tahun tidak pergi ke toko kelontong.