Technologue.id, Jakarta – Huawei punya inisiatif baru, mengembangkan konsep smart aviation dalam mendorong transformasi digital di sektor transportasi, terutama dalam bidang security. Salah satu tujuan smart aviation adalah meningkatkan efisiensi dan keamanan operasional dan mengoptimalkan pengalaman penumpang. Solusi Huawei ini memungkinkan industri penerbangan untuk membangun bandara pintar di masa depan. Salah satunya dengan mengadopsi teknologi pengenal wajah (face recognition).
Baca juga:
100 Juta Speaker Pintar Akan Terpasang di Seluruh Dunia
Saat ini, face recognition berkembang tak hanya di ponsel pintar tapi juga ke teknologi layanan publik seperti bandara. Dengan menempatkan kamera cerdas berkualitas 4K, sistem keamanan bandara dapat mendeteksi dan mengenali 100 orang sekaligus untuk pemindaian wajah. Kamera cerdas ini terhubung melalui backhaul video broadband menggunakan Agile Passive Optical Networks (PONs). Pemanfaatan saat ini untuk mendeteksi target seseorang yang tercatat dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) saat memasuki terminal atau gate, sehingga bisa menggagalkan orang tersebut menaiki pesawat. "Bila calon penumpang terdeteksi masuk dalam kategori backlist atau DPO, nanti sistem akan tampilkan alert untuk memberi tahu bahwa orang blacklist itu sedang ada di lokasi tersebut," kata Arri Marsenaldi, Executive Product Manager Huawei Indonesia.Baca juga:
Dibanding Australia, Indonesia Tertinggal Jauh dalam Penggunaan Big Data
Sistem face recognition ini diklaim memiliki akurasi yang cukup tinggi. Sistem bisa mendeteksi seseorang melalui kontur wajahnya. Tidak menjadi masalah apakah Ia memakai kacamata, menumbuhkan kumis, atau mengalami perubahan berat badan. Bahkan saking canggihnya, sistem ini dapat mengenali seseorang yang juga mengalami pertambahan usia. Setelah sistem mengirimkan alert, petugas di lapangan akan memeriksa target orang tersebut secara manual.Baca juga:
Solusi pengenalan wajah dari Huawei ini tidak terbatas untuk mendeteksi target seseorang dari kategori blacklist saja. Tapi nanti bisa juga dimanfaatkan untuk mengenali seseorang yang masuk kategori VIP list. Saat seorang VIP masuk ke bandara, sistem pengenalan wajah akan mengarahkan orang tersebut sampai ke VIP lounge. Arri menjelaskan, teknologi face recognition bakal terus mengalami peningkatan. Bukan mustahil, bila di kemudian hari, sistem ini akan diadopsi untuk keperluan check-in otomatis. "Pemanfaatan face recognition banyak bisa diaplikasikan di mana saja. Di bandara, di mall. Tapi fokus saat ini untuk mengenali orang-orang yang dinilai akan menyebabkan threat," ujarnya.