Pada titik terdekatnya, Bulan purnama tampak sekitar 17% lebih besar dan 30% lebih terang dari Bulan paling redup tahun ini, yang terjadi saat Bulan terjauh dari Bumi dalam orbitnya.
Meskipun 17% tidak membuat perbedaan besar dalam ukuran yang dapat dideteksi, supermoon penuh sedikit lebih terang daripada Bulan-Bulan lain sepanjang tahun. Mungkin sulit untuk mendeteksi supermoon secara visual, tetapi itu memiliki efek di Bumi.
Karena Bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi, itu dapat menyebabkan pasang surut yang lebih tinggi dari biasanya.
Baca juga:
Ilmuwan Minta NASA untuk Fokus pada Misi ke Bulan
Dalam keterangannya, Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andri Pangerang peristiwa Supermoon sebenarnya sudah terjadi sejak Juni 2022.
“Purnama Stroberi Super adalah purnama yang terjadi di bulan Juni. Sedangkan Purnama Rusa Super akan menjadi purnama yang berlangsung pada Juli ini,” ungkapnya.
Nah Bulan Purnama Rusa Super yang merupakan fenomena alam langka tersebut bisa dilihat di langit Indonesia pada 14 Juli 2022. Catat, dengan mata telanjang.