Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
BPS Godok Data E-Commerce Indonesia
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Baru- baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang dikemas dalam buku bertajuk Buku Statistik Ekonomi Kreatif. Buku Statistik Ekonomi Kreatif memuat semua data kurat dan fakta terkait industri ekonomi kreatif. Buku tersebut memuat beberapa subsektor ekonomi kreatif. Selama tahun 2017, 3 subsektor ekonomi kreatif (Ekraf) seperti kuliner, fashion dan kriya mendominasi industri tersebut. [caption id="attachment_29516" align="alignnone" width="706"] Buku statistik (Donnie Pratama Putra/Technologue.id)[/caption] Tercatat 5 subsektor lain yang dirasa BPS perlu diprioritaskan dan memiliki masa depan yang cerah. Kelima subsektor tersebut meliputi aplikasi dan game developer, televisi dan radio, film animasi dan video, desain komunikasi visual dan seni pertunjukan. Dari kelima subsektor tersebut, mayoritas berasal dari bidang teknologi.

Baca juga:

2018, BEKRAF Fokus Kembangkan Startup dan Digital Konten

Selain lima subsektor tersebut, BPS memperkirakan di tahun 2018 ini sektor Ekraf akan didominasi oleh bidang teknologi. E-commerce, startup, digital konten akan meramaikan sektor Ekraf di tahun ini. Oleh karena itu, BPS akan merilis data e-commerce di Indonesia pada tahun 2018 ini. “Kami akan merilis data e-commerce di Indonesia di minggu pertama bulan Maret ini. Saat ini, kita sedang melakukan riset untuk penyelesaian data e-commerce ini. Kita sudah bertemu dengan para pelaku e-commerce di kediaman Menkominfo, Rudiantara dan mereka sangat antusias,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto saat dijumpai Technologue.id pada acara peluncuran Buku Statistik Ekonomi Kreatif di kawasan Thamrin, Jakarta.

Baca juga:

Pemerintah Dukung Startup dan UKM Dirikan Badan Usaha

Suhariyanto menambahkan, para pelaku e-commerce sangat antusias terhadap data statistik tersebut karena dampaknya sangat luas bagi mereka sendiri, pemerintah maupun pihak lain yang terlibat di dalamnya. “Hingga saat ini, BPS belum memiliki data pasti terkait dengan e-commerce. Selama ini kita hanya menebak-nebak saja. Inilah alasan BPS merilis data statistik e-commerce di Indonesia,” imbuh Suhariyanto.

Baca juga:

Majukan Ekonomi Digital, Pemerintah Gembleng UKM dan E-Commerce Lokal

Suhariyanto menjelaskan data e-commerce ini memuat segala informasi terkait dengan e-commerce termasuk pertumbuhan dan penyebarannya di Indonesia. Selain itu, dampak e-commerce terhadap ekomomi kreatif dan ekonomi digital tertuang dalam data statistik tersebut. “Nantinya, setiap tiga bulan sekali, kami akan membuat summary datanya. Konten dari e-commerce kebanyakan didominasi oleh ekonomi kreatif dari segala sektor industri. Dengan data ini kami berharap dapat memajukan sektor e-commerce tanah air,” tutup Suhariyanto.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun