Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Bos Twitter Akhirnya Sadar Platformnya Berbahaya
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Upaya Twitter untuk menciptakan platform yang nyaman bagi semua penggunanya masih berlangsung. CEO mereka, Jack Dorsey, menegaskan kembali prinsip tersebut. Kepada WashingtonPost.com (15/08/2018), Dorsey menyatakan ia tengah memikirkan ulang bagian-bagian inti dari media sosial berlambang burung itu. Ia berangan untuk menghentikan hal-hal berbahaya di Twitter yang ada sekarang, seperti penyebaran hate speech, hoax, hingga pelecehan dan teori konspirasi.

Baca juga:

Kehilangan 1 Juta User, Kantong Twitter Justru Makin Tebal

Saat ini, algoritme Twitter akan membantu menyajikan konten yang kiranya disukai oleh masing-masing penggunanya. Inilah salah satu penyebab social bubble, karena informasi yang "mengelilingi" seseorang seakan-akan hanya menggaungkan ulang informasi yang mereka terima dan percayai sebelumnya. Fitur retweet di Twitter pun dianggap berperan besar terhadap penciptaan social bubble ini. Masalah lain Twitter adalah akun anonim yang bisa melemparkan informasi salah hingga perundungan tanpa rasa takut. Dorsey juga sempat ingin menyediakan fitur pelabelan untuk akun nonhuman, tetapi yang baru mereka lakukan belakangan adalah dengan melenyapkan akun-akun palsu di Twitter.

Baca juga:

Seperti Kokain, Sosmed “Sengaja” Didesain Bikin Kecanduan

Keterbukaan Dorsey ini menjadi salah satu tanda bahwa pemain besar di industri digital tengah meninjau ulang aspek fundamental dalam produk mereka setelah mereka punya pengaruh sekuat sekarang terhadap masyarakat global. Sebelumnya, Facebook juga menyatakan tekad yang sama, terlebih setelah skandal mereka dengan Cambridge Analytica terkuak.

Baca juga:

Intip Persiapan Netizen Menjelang HUT RI Ke-73

Sayang, belum jelas kapan gebrakan dari Dorsey ini akan mulai diimplementasikan.

SHARE:

Pakai AI, Easycash Pastikan Keamanan Identitas dan Transaksi

Daya Saing Digital Indonesia Merangkak ke Peringkat 43 Dunia