Technologue.id, Jakarta - Pendiri startup blockhain OpenSea, Devin Finzer dan Alex Atallah, telah menjadi miliarder pertama yang tajir karena nonfungible token alias NFT.

Dengan perkiraan sahamnya di OpenSea sebanyak 18,5 persen, Finzer dan Atallah diperkirakan memiliki kekayaan bersih masing-masing US$2,2 miliar atau sekitar Rp31,4 triliun.

Kucuran pendanaan baru menjadi pendorong utama pemasukan pundi-pundi uang tersebut. Saat ini, valuasi perusahaan bernilai US$13,2 miliar atau sekitar Rp190,2 triliun, naik dari sebelumnya US$1,5 miliar hanya dalam waktu enam bulan.

Baca Juga:
Warga +62 Serbu OpenSea, Jual NFT Foto Cilor Hingga KTP

OpenSea telah berkembang pesat selama setahun terakhir. Pada Maret 2020, sekitar 4.000 pengguna aktif melakukan transaksi bulanan US$1,1 juta, dengan pendapatan bulanan sekitar US$28.000. Keberuntungannya berubah pada Februari 2021, ketika platform seperti Nifty Gateway melelang seni digital kelas atas.

Pada Juli, OpenSea telah menutup putaran pendanaan US$100 juta, yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz dan mencatat transaksi senilai sekitar US$350 juta pada bulan itu. Bulan berikutnya, transaksi mencapai US$3,4 miliar, meningkat 10 kali lipat yang menghasilkan pendapatan sebesar US$85 juta.

Mengutip Forbes, startup yang didirikan empat tahun lalu di New York City ini adalah pemain pertama di pasar NFT, yang diluncurkan pada awal tahun lalu. NFT adalah file komputer yang digunakan untuk melacak kepemilikan aset digital unik seperti seni, musik, hingga kartu olahraga virtual pada buku besar yang dikenal sebagai blockchain.

Baca Juga:
Jadi Miliarder Lewat NFT Seperti Ghozali? Begini Caranya

OpenSea menyebut dirinya sebagai platform peer-to-peer, di mana pengguna bisa membuat, membeli, dan menjual jenis NFT, dengan imbalan potongan 2,5 persen dari setiap penjualan.

Saat ini, perusahaan mempekerjakan lebih dari 70 orang.