SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Setelah hidup segan mati tak mau selama beberapa waktu terakhir, Google Plus dipastikan menemui ajalnya. Google sendiri telah mengumumkan hal ini lewat blog resminya. Menurut perusahaan internet raksasa itu, Google Plus ditutup seiring ditemukannya celah keamanan yang bisa saja membuat 500 ribu akun penggunanya dalam bahaya. Bug ini sendiri dikatakan Google telah ditemukan bulan Maret lalu.
Baca juga:
Google Persilakan Cryptocurrecy Beriklan Lagi, Karena Butuh Uang?
Temuan berikut keputusan ini adalah hasil dari inovasi Google bernama Project Strobe. Inisiatif yang diluncurkan awal tahun tersebut me-review akses aplikasi developer third-party ke akun Google dan data di perangkat Android, dengan harapan platform yang memanfaatkan API mereka tidak melanggar privasi user. Namun faktanya, dari hasil analisis Project Strobe, API Google Plus itu ternyata memberikan akses kepada data profil pengguna (meliputi nama, alamat email, pekerjaan, jenis kelamin, dan umur) sekaligus informasi publik teman-temannya.Baca juga:
Google Assistant Punya Tampilan Baru
"Analisis kami menunjukkan bahwa terdapat hingga 438 aplikasi yang kemungkinan telah menggunakan (celah di) API ini," jelas Google (08/10/2018). Lantas, apakah ada bahaya yang telah terjadi dari celah keamanan Google Plus ini? Anak perusahaan Alphabet Inc. tersebut mengklaim tidak menemukan bukti bahwa ada developer yang menyalahgunakan API ini serta profil pengguna yang dieksploitasi.Baca juga:
Google Plus sendiri akan ditutup pada Agustus 2019 mendatang. Sebagian dari Anda mungkin tak menyangka penantang Facebook ini bisa berusia sampai delapan tahun, mengingat keberadaannya yang sudah di ujung tanduk selama beberapa tahun terakhir.