Technologue.id, Jakarta - Bluesky telah merilis kode awal untuk protokol jaringan sosial terdesentralisasi. Sistem ini disebut sebagai Eksperimen Data Terotentifikasi (atau ADX). Sistem ini tersedia di GitHub dan siap untuk diuji oleh pengembang.
Eksperimen Data Terotentifikasi merupakan salah satu jendela paling substantif yang disusun pada tahun 2019 dan secara resmi didirikan pada awal tahun 2022.
CEO Bluesky Jay Graber menulis bahwa ADX akan menjadi awal dari proses pengembangan semi-publik.
“Kami akan mengambil jalan tengah untuk melepaskan pekerjaan sebelum selesai. Selanjutnya, kami akan mengerjakan arahan baru pada tahap awal,” kata Graber.
Baca Juga:
Garuda Indonesia X UOB, Beli Tiket Pesawat Jadi Lebih Gampang
ADX bukanlah desain jejaring sosial tunggal yang berdiri sendiri. Sebaliknya, ADX adalah protokol yang dibangun di sekitar "Personal Data Repositories" yang dikendalikan oleh pengguna dengan menggunakan pengembang jejaring sosial yang mendukung.
"Di ADX, data pengguna akan disimpan di Personal Data Repositories milik pengguna. Disamping itu, fitur ini juga dapat memilih untuk hanya mengindeks beberapa konten," lanjutnya.
ADX sendiri muncul seminggu setelah miliarder Tesla dan SpaceX Elon Musk membuat kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter. Pada saat itu, Musk berencana untuk melibatkan "algoritme [Twitter] open source" dalam rangka meningkatkan kepercayaan public pada platform ini.
Selanjutnya, mantan CEO Jack Dorsey mengumumkan bahwa Twitter akan mendanai penelitian ke dalam versi desentralisasi layanannya pada 2019.
Baca juga:
Spesifikasi Canggih Kamera Canon PowerShot PICK Bisa Ambil Foto Otomatis
Selang dua tahun kemudian, Graber bergabung dan Bluesky pun didirikan pada Februari 2022 sebagai perusahaan kepentingan publik yang berfokus pada “adopsi teknologi skala besar untuk percakapan publik yang terbuka dan terdesentralisasi.”
Dalam perkembangannya, Twitter mengadopsi protokol yang dibuat oleh Bluesky, tetapi kedua perusahaan ini tetap berjalan di jalur yang sepenuhnya terpisah.