Technologue.id, Jakarta - Pengumuman rencana penghentian operasi BlackBerry Messenger (BBM) oleh Emtek sontak mengejutkan publik. Bagaimana tidak, keputusan tersebut dinilai mendadak karena diutarakan selang sebulan sebelum tenggat waktunya di akhir Mei 2019. Saat memutuskan melepas aplikasi BBM ke Emtek, BlackBerry Limited (BBRY) berharap layanan pesan instan itu dapat berkembang pesat dan bersaing dengan kompetitor kuat, salah satunya WhatsApp. Apalagi, loyalitas orang Indonesia untuk menggunakan BBM masih sangat kuat. Jumlah pengguna di Indonesia itu mewakili 80 – 90 persen dari total pengguna BBM secara global.
Baca Juga: Pengguna Kabur, BBM Berhenti Beroperasi Akhir Mei 2019
Namun selama tiga tahun ini, hasil yang dicapai tidak sesuai ekspektasi. Hal ini mengundang rasa kecewa di kubu BBRY. "Kami menghormati keputusan Emtek, namun kami kecewa dengan platform karena tidak tumbuh seperti yang diharapkan," kata Mark Wilson, Chief Marketing Officer, BlackBerry, dikutip dari Crackberry, Kamis (18/4/2019). "Setelah banyak pertimbangan, kami memutuskan bahwa pengguna setia BBM harus memiliki platform messaging yang aman yang dapat mereka percayai," imbuhnya.Baca Juga: Path Ucapkan Selamat Tinggal, Resmi Tutup Layanan
Sehubungan dengan keputusan Emtek ini, BlackBerry telah mengumumkan bahwa mereka akan membuat platform messaging terenkripsi end-to-end, BBM Enterprise (BBMe), tersedia untuk individu melalui Google Play Store mulai hari ini dan menyusul kemudian di Apple App Store. Layanan BBMe akan diberikan secara gratis selama satu tahun dan setelah itu, pengguna akan dikenakan biaya US$ 2,49 atau sekitar Rp34 ribu selama enam bulan. Seperti versi consumer, versi Enterprise ini masih menampilkan obrolan grup, panggilan suara dan video, serta kemampuan untuk mengedit dan menghapus pesan yang sudah dikirim.