Technologue.id, Jakarta - Perusahaan infrastruktur digital Biznet menyampaikan penjelasan terkait pemberitaan yang ramai di media sosial sejak hari Minggu, 10 Maret 2024. Pihak Biznet mengklaim tengah melakukan investigasi untuk membuktikan kebenaran hal tersebut.
"Terkait dengan pemberitaan di media sosial pada Minggu, 10 Maret 2024, mengenai kebocoran data customer Biznet, kami ingin menyampaikan bahwa saat ini kami sedang melakukan proses investigasi untuk membuktikan kebenaran hal tersebut dengan melibatkan pihak berwajib," demikian pernyataan Biznet Corporate Communication kepada Technologue.id melalui pesan singkat, Selasa (12/3/2024).
Menurut pihaknya, perlindungan dan keamanan data pelanggan merupakan prioritas perusahaan sehingga mereka akan memberikan sistem keamanan yang maksimal.
Baca Juga:
Mengaku Karyawan Biznet, Hacker Bocorkan 380 Ribu Data Pelanggannya ke Dark Web
"Proteksi serta keamanan data konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi Biznet, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaganya," tambah keterangan tersebut.
Disinggung apakah benar terduga pelaku berasal dari internal perusahaan, perwakilan Biznet tidak memberikan penjelasan secara gamblang. Namun Biznet akan membawa kasus ini ke jalur hukum jika terbukti ada oknum karyawan yang melanggar hukum.
"Oleh karena itu, apabila memang benar terbukti ada oknum yang melanggar hukum dan berusaha mengambil keuntungan dari hal tersebut, mereka akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib, serta harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku," tegas Biznet Corporate Communication.
Sebelumnya diberitakan bahwa seorang hacker yang mengaku sebagai karyawan Biznet, menyebarkan 380 ribu lebih data pelanggannya ke Dark Web. Hal tersebut diungkapkan oleh Teguh Aprianto selaku Cybersecurity Consultant.
Baca Juga:
Bocor Data Pelanggan IndiHome, Siapa yang Rugi?
Melalui akun media sosial pribadinya di halaman X (Twitter), @secgron, Senin (11/03/2024), data yang bocor meliputi nama, email, NIK, NPWP, nomor HP, alamat dll. Peristiwa tersebut lantaran sang hacker tidak setuju dengan kebijakan terkait Fair Usage Policy (FUP).
"Aku menerima banyak komplain dari pelanggan. Mereka tidak senang karena FUP membatasi akses internet untuk pelanggan yang menggunakan lebih dari 1TB data per bulan," tulis sang hacker dalam suratnya.
Selain itu, hacker juga memberikan ancaman kepada manajemen Biznet. Jika sampai 25 Maret 2024 kebijakan terkait FUP ini tidak dihapus, sang threat actor juga akan menyebarkan data internal Biznet Gio, atau layanan cloud computing milik Biznet.