Technologue.id, Jakart - Kehadiran Bitcoin sebagai alat transaksi membuat kejahatan siber semakin marak. Hal ini diungkap Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, Adi Rusli.
Dalam acara “Media Briefing Virtual: Prediksi Keamanan Siber 2022 dari Palo Alto Networks” yang digelar Rabu (13/12/2021), Adi mengatakan bahwa Bitcoin sangat rawan dimanfaatkan penjahat.
Baca Juga:
Toko Aplikasinya Disusupi Malware, Ini Kata Huawei
Pasalnya, dengan mata uang kripto yang satu ini, para penjahat siber bisa melakukan transaksi secara anonim yang membuat identitas mereka tidak bisa dilihat.
"Para penjahat biasa menyebar malware ke perusahaan lalu mencuri data-data penting. Di sini mereka memanfaatkan Bitcoin sebagai tebusan untuk kejahatan yang dilakukan," kata Adi.
"Ini akan membuatnya semakin sulit. Sebab dengan menggunakan Bitcoin sebagai alat transaksi, maka identitas para penjahat siber tidak akan terlihat," paparnya.
Baca Juga:
Akun YouTube BNPB Indonesia Diretas, Polisi Kejar Pelaku
Di tahun 2022 sendiri, Palo Alto Networks memprediksi adanya ancaman siber yang semakin canggih.
Perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat itu pun menekankan agar organisasi atau perusahaan menyiapkan teknologi yang tepat untuk menghalau tiap serangan.