Technologue.id, Jakarta - Bisnis satelit di Indonesia kurang mendapatkan perhatian. Padahal, keberadaan satelit sebagai wujud kedaulatan di angkasa selain menjadi tulang punggung telekomunikasi,
Diketahui, di Indonesia terdapat satelit Geostationery Orbit (GEO) dan Low Earth Orbit (LEO). Dari sisi jarak, satelit GEO lebih tinggi orbitnya ketimbang LEO. Satelit GEO juga menawarkan kestabilan posisi yang unggul dengan kapasitas transponder besar dan ideal untuk Indonesia yang luas.
Baca Juga:
X Bakal Pekerjakan 100 Moderator untuk Atasi Penyebaran Konten Negatif
Sementara satelit LEO menawarkan latensi rendah dengan kecepatan tinggi, namun kapasitas transpondernya terbatas. Satelit inilah yang populer dalam 4-5 tahun terakhir, terutama untuk memenuhi kebutuhan broadband yang semakin tinggi.
Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto mengatakan, bicara satelit tak lepas dari slot orbit karena pertumbuhan jumlah satelit harus mempertimbangkan pengelolaan slot orbit. Tanpa adanya slot orbit, mustahil satelit bisa ditempatkan di angkasa.
"Sekali kita melepas slot orbit atau tidak memanfaatkan slot orbit, kerugian besar bagi bangsa ini," kata Doni di acara Diskusi IndoTelko Forum bertema 'Menatap Masa Depan Bisnis Satelit GEO' di Jakarta, 30 Januari 2024.
Menurut Doni, bisnis satelit di Indonesia jarang diangkat isunya, di luar soal peluncurannya atau jika ada masalah. Hal ini karena Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) ahli industri satelit. Selain itu, industri lokal atau startup belum banyak memanfaatkan pengembangan bisnis satelit.