Technologue.id, Jakarta – Bisnis digital di Telkomsel terus mengalami peningkatan. Memanfaatkan tren game mobile, operator telco yang dominan dengan warna merah ini pun merilis game perpaduan genre first person shooter (FPS) dan multiplayer online battle arena (MOBA). Ini dilakukan setelah melihat potensi bisnis dari industri games yang teramat besar. Sebelum memutuskan terjun ke industri game, Telkomsel pernah hanya menjadi "pipa" dari infrastruktur yang telah dibangun, lalu mengikuti perkembangan dengan menyediakan fasilitas paket data khusus game dan carrier billing. Belum ada kesempatan membangun ekosistem game sendiri. Namun seiring menuju full digital company, saat ini, Telkomsel tengah menggarap unit bisnis yang fokus di pengembangan game. "Kita butuh unit usaha yang fokus, itu kita lagi kembangkan sekarang, dan butuh cost lumayan besar. Kita yang dari dulunya pipa, lalu kita hanya sebatas jadi carrier billing, dan akhirnya kita jadi publisher, itu gak sampai (butuh waktu) lima tahun," ujar Singue Kilatmaka, Manager Media Relation Telkomsel, usai mengisi acara peluncuran game ShellFire, di Jakarta, Senin (01/10/2018).
Baca juga:
Telkomsel Luncurkan Game MOBA Pertamanya, ShellFire
Menurutnya, saat ini kondisi market sudah mendukung sehingga perlu dimanfaatkan sepenuhnya. "Potensi secara revenue besar. Potensi secara trafik juga besar. Baik itu games maupun video streaming. Dan itu mulai replacing penggunaan ponsel dari yang tradisional hingga browsing internet menjadi legacy. Penggunaan ponsel sudah menjadi sesuatu yang engagement-nya tinggi. Kita bila cuma jadi pipa, sudah that's it. Tapi bila kita berani jadi developer, at least, publisher dulu, itu lain hal. Kita ambil market-nya dari situ," jelas Singue.Baca juga:
Pertama di Indonesia, Telkomsel Pamerkan Mobil Otonom Berteknologi 5G
Telkomsel, melalui Dunia Games, baru saja meluncurkan secara resmi gim terbaru mereka, ShellFire. Dunia Games adalah game portal dan media platform yang dimiliki oleh Telkomsel. Berkaca pada kejadian polemik dengan layanan Over-The-Top (OTT), tentu Telkomsel enggan hanya 'ditebengi' saja. Tak bisa dipungkiri kalau layanan OTT seakan hanya menikmati infrastruktur yang telah dibangun operator-operator seluler di Indonesia. Oleh karenanya, mereka pun diharapkan bisa memberi kontribusi. "OTT itu seperti opportunity plus challenge bagi seluruh operator telco. OTT memang bawa trafik ke kita, tapi challenge-nya apakah mereka bisa bawa revenue buat kita," imbuhnya.Baca juga:
Layanan 4G Telkomsel Berangsur Pulih Pasca Gempa dan Tsunami Palu
Telkomsel mengakui kehadiran layanan OTT sejatinya saling menguntungkan. Karena asalnya trafik memang bersumber dari layanan OTT. Namun demikian, akan lebih baik kalau layanan OTT juga memberi konstribusi ke operator yang membangun infrastruktur. Cara yang bisa ditempuh salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama antara penyelenggara layanan OTT dengan operator seluler. "Bisa kita gandeng dan jalan bareng, atau tujuannya kita yang jadi OTT, meski belum tahu ke depannya. Kita prefer terbuka sama OTT asal deal-deal-annya jelas. Kita tidak mau sekedar jadi 'pipa' saja," katanya.