Laptop Merah-Putih
Kemendikbudristek menggandeng tiga perguruan tinggi untuk mengembangkan tablet dan laptop Merah Putih.
Konsorsium perguruan tinggi tersebut adalah Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
Konsorsium beberapa perguruan tinggi ini telah menyiapkan peta jalan, desain produk, dan nantinya terlibat penuh dalam produksi laptop bersama dengan industri mulai 2022. Kabarnya, pelajar SMK dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi juga dilibatkan untuk proses perakitan sampai purnajual.
Tingkat Kandungan Dalan Negeri di tahun 2021 ini memiliki persentase 25 hingga 30 persen. Kabarnya, TKDN Laptop Merah Putih pada tahun depan persentasenya bisa mencapai lebih dari 40 persen, serta pada 2023 memiliki persentase 40 hingga 65 persen.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, pemerintah akan meningkatkan pengadaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) buatan lokal untuk sektor pendidikan Indonesia. Tak main-main, anggaran yang disediakan mencapai Rp17 triliun.
Rencananya, produk laptop lokal ini merknya akan diberi nama "Dikti Edu". Laptop Merah Putih ini menyasar mahasiswa.
Beberapa waktu lalu, Mendikbudristek Nadiem Makarim sempat menyebut bahwa pemerintah mengalokasikan dana Rp2,4 triliun untuk pengadaan laptop bagi sekolah di Indonesia. Hal ini telah diatur di dalam Permen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2021.
Dana tersebut kabarnya akan mengatur rencana pembiayaan bagi 16.713 sekolah berupa 284.147 laptop produksi dalam negeri dengan sertifikat TKDN, peralatan pendukung seperti 17.510 wireless router, 10.799 proyektor dan layar, 10.799 konektor, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.
Proyek ini dicapai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan rencananya diberikan ke sekolah-sekolah di Tanah Air yang dianggap belum memiliki perangkat teknologi memadai. Dengan kata lain, pemerintah akan menghibahkan laptop tersebut ke pihak sekolah, bukan per siswa.
Baca Juga:
Heboh Pengadaan Laptop Merah Putih, Netizen: Anggaran Kemahalan!!!