Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Bedah Cara Bikin Aplikasi dan Open API di Tokopedia START Summit 2020
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Tokopedia kembali melanjutkan konferensi teknologi bertajuk Tokopedia START Summit Extension 2020. Bedanya kali ini, konferensi digelar secara digital melalui YouTube dan Tokopedia Play sehubungan dengan kondisi pandemi COVID-19.

Acara yang berlangsung Selasa, 22 Juni 2020, itu mengusung tema 'Empowering Indonesia Through Technology' dan bertujuan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para developer mengenai membuat aplikasi dan menginformasikan fitur yang telah dikembangkan Tokopedia dalam memaksimalkan potensi seller di masa pandemi ini. Seluruh materi disampaikan langsung oleh lima orang engeneering leader di Tokopedia.

Ada dua tema yang diangkat di bulan Juni 2020 ini diantaranya Essentials of Making an App dan How Open API Can Help Empower Sellers. Berikut penjelasannya:

Baca Juga:
Hadapi New Normal, Tokopedia Dorong UMKM Go Digital

Essentials of Making an App

Sesi pertama ini disampaikan oleh Rico Harisin selaku Head of Engineering Android dan Nathania Sutedja sebagai Android Engineering Manager di Tokopedia.

Rico menjelaskan bagaimana tim developer mengembangkan aplikasi yang dapat mendukung merchant dan buyer agar mereka bisa melakukan aktivitas mereka dengan mudah di platform Tokopedia.

Setidaknya ada enam proses yang harus dilalui yang disebut Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak. Keenam tahapan itu dimulai dari fase perencanaan konsep, analisis, pemodelan (design), implementasi, pengujian, dan pemeliharaan.

"Ada banyak proses dimana untuk memastikan app kita stabil agar bisa diterima oleh masyarakat. Dan juga bagaimana kita bisa membordir aplikasi kita bisa di-instal di device yang ada," ujar Rico.

Pertama, dalam tahap perencanaan (planning), tim developer mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan. Apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.

"Tujuan dari plan itu adalah mempersempit scope-scope apa saja yang akan kita buat dan untuk men-declare goal apa yang ingin kita capai. Kita harus tahu use case, apa saja yang user bisa lakukan dan apa yang harus tidak bisa dilakukan oleh user. Kalau tidak ada use case, nanti fokus kemana-mana," lanjutnya.

Selanjutnya, di tahap analisis, pengembang sistem diperlukan suatu komunikasi yang bertujuan untuk memahami software yang dibutuhkan pengguna dan batasan software. Developer juga harus mengetahui teknologi dan desain arsitektur seperti apa yang akan digunakan. Rico mengatakan, masing-masing teknologi dan arsitektur mempunyai keunggulan, namun balik lagi ke permasalahan dan keperluan yang hendak dibuat.

Tahap ketiga, Design. Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain meliputi dokumen berisi desain, pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Nathania Sutedja, Android Engineering Manager Tokopedia, menjelaskan bahwa hal yang paling mendasar dari proses desain adalah Wireframe dan UI Mockup.

"Wireframe adalah gambaran coretan yang berisikan flow dari app itu seperti apa. Gunanya Wireframe ini untuk mempermudah developer-developer mengimplementasikan page-page, serta juga sebagai dokumentasi," terang Nathania.

Keempat, dalam tahap implementation, sesudah sistem selesai dikembangkan, sistem harus melalui pengujian sebelum digunakan atau dikomersialisasikan. Tahap pengujian sistem harus dijalankan untuk mencoba apakah sistem yang dikembangkan dapat bekerja optimal atau tidak.

Pada tahap ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti kemudahan penggunaan sampai pencapaian tujuan dari sistem yang sudah disusun sejak perancangan sistem dilakukan. Jika ada kesalahan, tahap pertama hingga keempat harus diperbarui, diulangi, atau pun dirombak total.

"Yang paling pertama dilihat dari user adalah UI atau user interface, maka salah satu sistem yang penting adalah UI Rendering. UI Rendering adalah proses dimana app men-generate satu frame, yang frame tersebut akan di-display ke layar dari device kita. Kita bisa bilang bagus kalau rendering itu di bawah 16 milisecond untuk mencapai 60fps," jelasnya.

Kelima, Testing dan Integration merupakan tahap akhir dalam pembuatan SDLC. Di tahap ini sistem sudah dibuat, diuji coba, dan dipastikan dapat bekerja optimal.

Tahap tes SDLC ialah bagian paling penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat lunak. Karena sangat tidak mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui pengujian terlebih dahulu.

Proses terakhir adalah pemeliharaan sistem atau maintenance. Pemeliharaan ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan. Pemeliharaan sistem yang sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari.

SDLC belum berakhir di tahap ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk memastikan ia berjalan sempurna.

Celah dan kerusakan yang ditemukan pada proses produksi harus dilaporkan dan diselesaikan. Jika ditemukan sebelum diproduksi massal, ini akan lebih baik daripada menyelesaikan dengan merombak semuanya dari awal ke akhir.

Baca Juga:
Dukung Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, Tokopedia Adakan Berbagai Program Untuk UMKM

How Open API Can Help Empower Sellers

Setelah sesi pertama usai, sesi kedua START Summit Extension 2020 bulan Juni dilanjutkan dengan pembahasan bagaimana Open API dapat memberdayakan seller di Tokopedia. Presentasi materi ini diutarakan oleh tiga narasumber yaitu Gian Giovanni (Head of Engineering), Essa Jiwa Permana (Software Engineering Lead), dan Paulus Junianto (Senior Software Engineer).

Gian menuturkan, lebih dari 8,1 juta merchant telah bergabung di Tokopedia. Di mana 86,5 persen diantaranya merupakan entrepreneur pemula. Oleh sebab itu, Tokopedia terus mengembangkan solusi agar merchant mudah memulai berjualan di platform tersebut. Salah satunya melalui Open API (Application Programming Interface).

"Open API bukanlah sesuatu yang baru. Kita develop Open API ini sudah lebih dari tiga tahun, di mana saat ini sudah ada 59 API Endpoint dan 10 API Modul. Open API adalah sarana bagi penjual untuk mengintegrasikan system di merchant mereka dengan fitur-fitur yang ada di Tokopedia," ungkap Gion.

Melalui penggunaan Open API, seller dapat mengelola inventori, update produk, update stok barang, hingga mengatur pesanan. Sebelumnya, sistem ini hanya berlaku bagi official store.

Modul-modul yang ada di Open API:
Product: Dengan menggunakan modul produk ini, penjual bisa upload produk secara masif dan otomatis. Mereka juga bisa melakukan manajemen stok dan varian produk melalui fitur ini.

"Ini memudahkan sekali bagi seller yang meng-handle banyak sekali SKU (Stock Keeping Unit), ketimbang dia harus masuk secara manual ke seller dashboard itu sendiri," kata Essa Jiwa Permana, Software Engineering Lead di Tokopedia.

Order: Seller bisa mengelola semua hal yang berhubungan dengan pesanan seperti terima atau tolak order hingga mengubah status pesanan.

Logistic: Fitur ini mengelola kebutuhan pengiriman pesanan seperti memanggil layanan kurir, mencetak label kurir, hingga mengetahui nomor resi pengiriman.

Shop: Untuk mengelola store secara mandiri mulai dari mengaktifkan atau menonaktifkan toko hingga mengatur jam buka/tutup toko. Fasilitas ini berguna bagi merchant yang memiliki beragam jenis toko di Tokopedia.

Statistic: Menampilkan informasi statistik mengenai toko, pengunjung toko, pembeli, produk, dan transaksi penjualan.

Chat: Dengan modul ini, merchant bisa menerima dan membalas chat dari user tanpa membuka aplikasi via API.

Notification: Dengan fitur ini, seller bisa memerima notif ketika ada order, chat, dan produk yang dibuat. Essa menambahkan, biasanya Notification Modul ini akan disambungkan dengan webhook.

Multi origin: Modul ini memungkinkan seller mengatur beberapa toko cabang di banyak kota. Misalkan ada buyer asal Bandung yang membeli produk di suatu merchant. Maka secara otomatis, sistem akan me-routing pesanan tersebut ke cabang terdekat.

Paulus Junianto, Senior Software Engineer Tokopedia, menguraikan bahwa Open API ini bisa dimanfaatkan oleh developer atau third-party untuk membantu mengelola dan mempercepat proses transaksi penjual di Tokopedia.

Paulus mencontohkan, bila seorang buyer melakukan proses pemesanan produk di sejumlah toko, maka enabler system akan membantu merchant untuk memproses pesanan tersebut. Enabler bakal memanfaatkan beberapa modul Open API, salah satunya adalah modul webhook notification.

"Ini adalah sebuah modul untuk menerima pesanan secara realtime dan cepat. Begitu buyer selesaikan pembayaran, seketika itu pesanan langsung terproses. Dan saat itu juga via Open API, enabler tersebut melakukan pengecekan ke sistem apakah stok masih tersedia. Apabila stok terpenuhi, saat itu juga enabler akan memproses pesanan melalui Accept Order sehingga order itu akan masuk fase terproses atau diterima," jelasnya.

Ia melanjutkan, "Enabler juga dapat menggunakan modul logistik di Open API untuk melakukan pengiriman kurir atau ojek online. Enabler juga dapat menggunakan modul ini untuk mencetak kode resi yang sudah ter-generate dari Tokopedia. Jadi, shipping label itu otomatis dari API juga bisa."

Dengan metode seperti di atas, maka estimasi proses dari pembeli melakukan pemesanan sampai pesanan akan dikirim hanya membutuhkan waktu 10 detik.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun