Technologue.id, Jakarta - Sejumlah pemilik Apple Vision Pro berbondong-bondong mengembalikan headset seharga Rp50 jutaan tersebut. Alasannya, perangkat tersebut dirasa tidak nyaman saat digunakan, membuat sakit kepala dan ketegangan mata.
Dikutip dari The Verge, Kamis (15/2/2024), pemilik menyebutkan headset mereka membuat sakit kepala dan memicu mabuk perjalannya. Parahnya lagi, Vision Pro diduga menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata dan itu ditemukan di beberapa kasus.
Baca Juga:
Soal Apple Vision Pro, Mark Zuckerberg Sebut Meta Quest 3 Headset Terbaik
"Meskipun penggunaannya sangat luar biasa, tapi Vision Pro ternyata sangat tidak nyaman untuk dipakai. Bahkan dalam pemakaian yang sebentar karena beratnya dan desain talinya," kata Parker Ortonali, manager produk The Verge.
Ortolani menjelaskan, setiap tubuh manusia itu unik dan hal ini menjadi masalah saat seseorang meningkatkan produksi perangkat wearable untuk pasar massal. Pasalnya, kenyamanan pasti dikorbankan dan hal ini memberikan dampak yang tidak proposional kepada banyak orang.
"Dengan smartwatch, seringkali ini bergantung pada ukuran dan berat casing dibandingkan pergelangan tangan Anda. Dengan smartring, ukurannya sebesar jari Anda dan sayangnya, banyak orang yang merasa ukuran perangkat ini terlalu kecil sehingga membuat jari bengkak," tambahnya.
Namun, perangkat keras bukanlah satu-satunya masalah. Keluhan umum lainnya adalah Vision Pro tidak menawarkan produktivitas yang cukup dibandingkan harganya yang sangat mahal. Seorang pengguna mengeluhkan di Threads jika perangkat tersebut tidak bisa digunakan untuk pekerjaan mereka.
"Jika saya tidak menggunakannya untuk produktivitas, saya juga tidak akan menyukainya untuk hiburan karena tidak banyak permainan yang dapat dimainkan. Saya tidak akan menyimpan perangkat ini," katanya.
Baca Juga:
Kreatif Banget! TPS Unik Tema Pernikahan, Valentine, Hingga Super Hero
Kesimpulannya, sulit untuk mengatakan bagaimana sejumlah penggemar Vision Pro merasa perangkat ini cocok untuk menggambarkan masa depan. Masalahnya bukan hanya teknologinya saja tapi kurangnya aplikasi serta kenyamanan saat digunakan.
Walaupun banyak orang yang mengembalikan Vision Pro, mereka tetap berujar ingin mencoba kembali perangkat ini jika muncul generasi keduanya yang lebih canggih dan menjawab semua masalah sebelumnya.