Techologue.id, Jakarta - BAKTI Kominfo telah mengakhiri kontrak proyek hot backup satelite (HBS) dengan Konsorsium Nusantara Jaya (KNJ).
Baca Juga:
Mirip Telegram, Meta Hadirkan Saluran Siaran Instagram ke Facebook dan Messenger
Proyek HBS ini sebelumnya dirancang untuk dapat beroperasi sebelum atau paling lambat bersamaan dengan Proyek KPBU SATRIA. Hal ini ditujukan sebagai mitigasi atau risiko apabila gagal luncur dan sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Proyek SATRIA 1 beroperasi secara optimal.
HBS berfungsi sebagai sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur. Dengan total nilai Proyek HBS Rp5,2T, pembayaran yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah Rp3,5T ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ.
Namun karena SATRIA 1 berhasil meluncur, anggaran HBS tersebut akan direlokasikan untuk prioritasi perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional, mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital.
Baca Juga:
Sebanyak 400 Ribuan Konten Judi Online Aksesnya Diputus Kemenkominfo
Satgas BAKTI sendiri telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS dari segala aspek, dan memastikan bahwa manajemen BAKTI telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkoordinasikan pengakhiran ini dengan KNJ.
“Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada SATRIA 1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya. Satelit SATRIA-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” papar Ketua Satgas BAKTI Kominfo, Sarwoto Atmosutarno.