Technologue.id, Jakarta - Pengguna smartphone menyukai kemampuan pengisian yang cepat pada smartphone modern, tetapi sebuah perusahaan keamanan telah menemukan bahwa ratusan juta power adapter dan power bank quick charge rentan terhadap serangan hacker dan dapat merusak hardware.
Menurut Tencent Security Xuanwu Lab, masalah ini merupakan serangan paling luas terhadap dunia nyata dari dunia digital.
Semua power adapter dan power bank punya sirkuit power management yang dikendalikan oleh Power Management IC (PMIC) dengan firmware sendiri. Setiap kali perangkat dicolokkan ke adaptor atau bank, perangkat akan mengatur tegangan dan parameter yang diperlukan, terutama saat firmware pengisi daya jadi rentan terhadap serangan malware yang ada di perangkat terminal maupun di tempat lain.
Daya Buruk
Dengan mengubah firmware di perangkat pengisian, pengguna dapat mengontrol output dayanya (power adapter atau power bank) sehingga dapat menghasilkan hingga 100 W dengan mudah, lalu akhirnya membakar dan bahkan memicu ledakan smartphone, tablet, atau laptop. Tencent Security menyebut serangan ini sebagai ‘Daya Buruk'.
Tencent Security Xuanwu Lab, baru-baru ini menguji 35 power bricks dan power bank berfitur fast charging dari delapan merek berbeda serta didukung oleh sembilan PMIC berbeda. Semua perangkat banyak di took, hasilnya didapatkan 18 dari 35 perangkat fast charging punya masalah keamanan dan mudah diserang.
Firmware modifikasi mudah diganti dengan firmware yang legal, tetapi hampir tidak mungkin untuk bisa tahu apakah perangkat fast charging tertentu bisa terganggu.