Technologue.id, Jakarta - Peluncur Ariane 6 telah berhasil melakukan uji api panas, sebuah pencapaian penting bagi Arianespace dan Badan Antariksa Eropa (ESA).
“Roket Ariane 6 baru ESA melewati latihan skala penuh besar-besaran pada hari ini [23 November] sebagai persiapan untuk penerbangan pertamanya, ketika tim di lapangan melakukan hitungan mundur peluncuran lengkap diikuti dengan penembakan penuh mesin tahap inti selama tujuh menit, karena akan diluncurkan ke luar angkasa," demikian bunyi pengumuman ESA yang di-posting dini hari pada Jumat.
Baca Juga:
Google Bard Kini Mampu Jawab Pertanyaan Terkait Video YouTube
Pengujian tersebut melibatkan modul propulsi cair bawah Ariane 6 dengan mesin Vulcain 2.1 yang dilakukan di landasan peluncuran di Spaceport Eropa di Guyana Prancis.
“Tim dari ArianeGroup, CNES, dan ESA kini telah menjalankan setiap langkah penerbangan roket tanpa harus meninggalkan Bumi,” jelas direktur jenderal ESA Josef Aschbacher.
Hasil pengujian ini belum dapat terungkap, ESA masih merencanakan uji coba api panas lainnya pada tahap atas roket tersebut pada Desember 2023.
Kekhawatiran Elon Musk terkait ambisinya pada misi luar angkasa adalah salah satu alasan Ariane 6 dikembangkan. Roket baru ini menurunkan biaya untuk bersaing lebih baik dengan peluncur SpaceX yang dapat digunakan kembali.
Baca Juga:
Peneliti Temukan Celah Keamanan Otentikasi Sidik Jari Windows Hello
Di antara perubahan yang digunakan untuk memangkas biaya Ariane 6 adalah Vulcain 2.1, modifikasi mesin Vulcain 2 yang digunakan pada Ariane 5.
Vulcain 2.1 menawarkan apa yang digambarkan ESA sebagai "desain yang disederhanakan dan lebih murah, serta teknologi baru pada nozel mesin dan sistem pengapian telah dipindahkan dari mesin ke struktur landasan peluncuran, untuk membuat performa panggung lebih baik dan lebih murah".