Technologue.id, Jakarta - Brand mobil Tesla meghadapi gugatan kasus kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan sistem pilot otomatis atau biasa disebut Autopilot. Gugatan hukum ini dilayangkan oleh orangtua seorang pengendara sepeda motor yang tewas dalam kecelakaan maut setelah ditabrak oleh mobil Model 3.
Korban yang bernama Landon Embry ditabrak bagian belakangnya oleh pengemudi Model 3 yang saat itu melaju dengan kecepatan 75-80 mil per jam di Utah pada tahun 2022. Embry meninggal di tempat kejadian.
Baca Juga:
Bocah 20 Bulan Terjebak di Dalam Tesla Saat Kondisi Baterai Habis
Orang tua Embry juga menuntut hukum pidana yang sama kepada pengemudi Tesla tersebut. Para penggugat menuding bahwa teknologi asisten pengemudi mobil dan tindakan keselamatan lainnya merupakan sistem yang cacat dan tidak memadai.
Para penggugat berargumen dalam pengaduan, yang diperoleh Reuters, bahwa sensor dan kamera Autopilot seharusnya mengidentifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh sepeda motor tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Bungkam soal Teknik Kendali Mobil Tesla Robotaxi
Orang tuanya mengatakan meski pengemudi Model 3 tersebut sedang mengantuk namun bila sistem pengereman otomatis itu bekerja dengan baik maka dapat memperlambat atau berhenti tanpa bertabrakan dengan sepeda motor tersebut.
Kasus ini salah satu dari serangkaian masalah hukum dan peraturan yang dihadapi Tesla terkait fitur Autopilot dan Full Self-Driving. Minggu ini saja, penyelidik negara bagian Washington menuding bahwa Tesla Model S yang terlibat dalam kecelakaan fatal dengan sepeda motor pada bulan April memiliki Full Self-Driving yang diaktifkan pada saat itu.