Technologue.id, Jakarta - Apple mem-posting laporan keuangan (earnings call) untuk Q3 tahun fiskal pada kamis lalu. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino itu mengakui terjadi perlambatan penjualan iPhone selama tiga kuartal berturut-turut.
CEO Apple, Tim Cook, mengumumkan bahwa perusahaan mencatat rekor penjualan yang kuat untuk kuartal tersebut di India, Meksiko, Filipina, Polandia, Arab Saudi, Turki, dan UEA. Apple juga mencetak rekor kuartal Juni di Prancis, Belanda, dan Austria, dikutip dari Ghacks.
Baca Juga:
Dorong Pelayanan Kesehatan, Menkes Budi Gunadi Sadikin Temui Elon Musk
Ia mengungkapkan bahwa penjualan iPhone turun 2,4% pada kuartal terakhir, dengan pendapatan sebesar USD39,7 miliar. Sementara jajaran Mac mencatat USD6,8 miliar tetapi mengalami penurunan 7% dari tahun ke tahun.
Cook menyalahkan ekonomi makro dan pertukaran mata uang yang tidak seimbang atas penurunan penjualan iPhone. Dia menunjukkan bahwa penjualan iPhone di China lebih baik daripada di AS, sambil mengakui bahwa pembeli di AS tidak membelanjakan lebih banyak untuk produk daripada sebelumnya.
Perusahaan mengatakan bahwa penurunan penjualan ini juga dialami seluruh industri smartphone.
Penurunan penjualan iPhone bisa jadi dipengaruhi oleh umur panjang (longevity) produk tersebut. iPhone menerima pembaruan perangkat lunak selama 5 hingga 6 tahun, dan kinerja perangkat kerasnya mengesankan bahkan setelah beberapa tahun.
Baca Juga:
SpaceX Luncurkan 22 Satelit Starlink Batch Baru ke Luar Angkasa
Ambil iPhone 13 misalnya. Ini memiliki kamera yang hebat, layar yang luar biasa, menawarkan masa pakai baterai yang baik dan kinerja yang tajam, memiliki banyak penyimpanan, mendukung 5G, dan lain-lain.
Dengan umur yang panjang dari perangkat ini, maka sebagian pembeli bisa jadi belum memutuskan untuk upgrade atau membeli produk terbaru dari ponsel buatan Apple.