Technologue.id, Jakarta - Pemerintah Hong Kong telah memperbarui pedoman infosec untuk membatasi penggunaan aplikasi pesan asal China, WeChat, bersama dengan produk Meta dan Google seperti WhatsApp dan Google Drive pada komputer yang dioperasikan oleh mereka.
Pada Selasa, sekretaris Inovasi, Teknologi dan Industri Sun Dong membahas masalah ini selama penampilan di layanan penyiaran publik Radio Television Hong Kong (RTHK). Kantor Kebijakan Digital Hong Kong juga memposting berita tentang perubahan aturan, dikutip dari Theregister.
"Meskipun berbagai departemen pemerintah telah menerapkan beberapa langkah pertahanan keamanan cyber, penggunaan teknologi enkripsi end-to-end dalam layanan seperti webmail pribadi, penyimpanan cloud publik dan pesan instan dapat menghindari langkah-langkah tersebut dan membuat tidak mungkin bagi administrator sistem untuk secara efektif mendeteksi tautan atau lampiran yang berpotensi berbahaya yang dikirimkan oleh layanan terkait," menurut Kantor Kebijakan Digital Hong Kong.
Baca Juga:
Infinix Rilis HOT 50 Pro+, Klaim Smartphone Tertipis di Dunia
Kantor Kebijakan tersebut menambahkan bahwa karena pemerintah tidak mengendalikan platform ini, melacak informasi yang dikirimkan adalah tantangan. Fitur teknis mereka menghambat upaya untuk mendeteksi dan menanggapi kegiatan berbahaya, meningkatkan risiko kebocoran informasi.
Media lokal melaporkan bahwa Menteri Teknologi Hong Kong Sun Dong mengatakan ide untuk peraturan tersebut berasal dari tindakan serupa yang diambil oleh AS dan China daratan, ditambah insiden keamanan data yang serius selama setahun terakhir.
Pembatasan tersebut mulai berlaku pada akhir Oktober. Pengecualian untuk larangan tersebut tersedia dalam beberapa kasus, dengan persetujuan dari kepala departemen.
Hong Kong secara teknis merupakan bagian dari China. China biasanya membedakan antara produk yang dibuat di Barat dan yang tumbuh di dalam negeri seperti WeChat Tencent.
Beijing senang menyuburkan teknologi buatan sendiri dan menjaga pengembangnya di bawah pengawasannya. Akan tetapi, Special Administrative Region (Hong Kong) khususnya melihat layanan Tencent sebagai ancaman keamanan.