Technologue.id, Jakarta – Baru beberapa waktu lalu meluncur untuk segelintir negara, Galaxy Note 7 sudah membuat onar. Dampak kecacatan baterai pada smartphone itu bahkan tak main-main. Ada 100 juta unit Galaxy Note 7 yang meledak di Amerika Serikat. Korbannya mulai dari anak kecil hingga sebuah mobil jeep. Selaku produsen, Samsung sudah meminta maaf sambil mengimbau agar konsumennya bersedia mengembalikan Galaxy Note 7 yang mereka terima. Tim Baxter, Presiden Samsung AS, pun telah menjanjikan mengganti ponsel bermasalah itu minggu depan. Yang jadi masalah nantinya, bagaimana cara membedakan antara Galaxy Note 7 yang sudah aman dan yang belum? Melansir ZDNet (18/09/16), pabrik yang berkantor pusat di Suwon, Korea Selatan, itu bakal mengganti warna indikator baterai Galaxy Note 7 yang baru. Kalau di handset bikinan Samsung pada umumnya indikator baterainya - yang biasanya muncul di bagian kanan atas layar - berwarna putih, milik Galaxy Note 7 yang telah diperbaiki nanti bakalan berwarna hijau. Namun perubahan ini dirasa masih berpotensi membingungkan user. Apalagi cara membuktikannya harus dengan mengaktifkan perangkat terlebih dahulu. Lee Sae-cheol, analis NH Investment & Securities, menyarankan agar penguasa pasar smartphone global itu menamai Galaxy Note 7 yang baru dengan 'Galaxy Note 7S'. Huruf 'S' di sana adalah singkatan dari 'safety' alias 'keamanan'. Selain menjadi pembeda, penamaan ini juga diprediksi bisa memberikan kejelasan pada konsumen secara gamblang dan lebih mudah plus cepat. Menurut Anda, Galaxy Note 7 perlu dijual dengan nama yang berbeda atau tidak? Baca juga: KEMKOMINFO HARAMKAN GALAXY NOTE 7 GALAXY NOTE 7 MELEDAK, JUALAN SAMSUNG MELEMPEM? GALAXY NOTE 7 BERMASALAH, SAHAM SAMSUNG TERJUN BEBAS
Contact Information
Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260
We're Available 24/ 7. Call Now.
SHARE:
SHARE: