Technologue.id, Jakarta – Kasus investasi ilegal di Indonesia semakin marak terjadi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas Waspada Investasi yang terakhir diperbaharui pada awal tahun 2022 ini, telah menutup sebanyak 21 kegiatan illegal. Sedangkan untuk gadai ilegal sebanyak 165 entitas dan terbanyak adalah pinjol ilegal yang mencapai 3.784 perusahaan.
Salah satu jenis investasi yang ramai diperbincangkan adalah Binomo. Binomo sendiri merupakan platform trading online yang menyediakan aset berupa uang asing (forex), saham, emas, dan perak. Binomo dianggap ilegal karena menggunakan sistem binary option yang cara kerjanya mirip dengan judi.
Sebagai contoh, pengguna diminta untuk memilih aset seperti emas, forex, saham hingga kripto. Selanjutnya, pengguna harus menebak harga dalam waktu tertentu. Tidak hanya itu saja, pengguna juga diminta untuk mempertaruhkan modal untuk menebak. Apabila tebakan pengguna benar, maka pengguna akan mendapatkan keuntungan 80% dari modal yang diberikannya. Namun jika tebakannya salah, maka semua yang pengguna pertaruhkan akan hilang.
Baca Juga:
Viral Video Ustadz Yusuf Mansur Ngamuk Bahas Paytren
Ada juga investasi ilegal berbentuk robot trading yang dapat menghasilkan keuntungan secara konsisten. Ada juga money game atau skema ponzi, investasi emas palsu, investasi batu bara dan perdagangan asep kripto. Semua itu rata - rata menawarkan investasi dengan iming-iming hasil tinggi serta fixed income, passive income, dan profit sharing.
Mirisnya, investasi ilegal tersebut banyak dibantu oleh para influencer melaluiendorsement yang dilakukan di berbagai media sosial termasuk Instagram, Facebook dan YouTube. Mereka secara bebas memberikan rekomendasi investasi bodong atau judi yang keberadaannya sudah jelas ilegal di Indonesia.
Para influencer ini memainkan psikologi masyarakat dengan membangun citra sukses dan kaya raya. Untuk dapat dipercaya oleh calon investor, tidak sedikit dari mereka tertarik untuk mendapat kekayaan secara instan dan akhirnya memilih investasi ilegal.
Baca Juga:
Cara Tukar Uang Baru untuk Lebaran di PINTAR BI
Semakin hari semakin banyak orang di Indonesia yang sadar akan pentingnya melakukan investasi. Namun sayangnya, mereka belum memiliki literasi keuangan yang baik. Alhasil mereka terlibat dalam investasi bodong.
Grant Thornton Indonesia memberikan beberapa tips jika Anda ingin berinveatsi, yakni menentukan tujuan berinvestasi, mempelajari jenis instrumen, dan memeriksa legalitas perusahaan investasi.
Hal itu dipertegas oleh Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia dalam pernyataannya.
"Dengan semakin banyaknya instrumen investasi yang beredar di pasaran, masyarakat semakin tertarik untuk berinvestasi. Namun sayangnya hal itu tidak didukung dengan literasi yang memadai. Oleh krean itu, sebagai calon investor, hal yang pertama harus dilakukan adalah menentukan tujuan berinvestasi dan memahami jenis investasi yang dipilih dengan melakukan riset terlebih dahulu pada produk yang dituju," ujar Johanna Gani.