Technologue.id, Jakarta - Raksasa teknologi global, Microsoft Corp mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Activision Blizzard Inc yang memiliki lisensi untuk sejumlah gim terkenal seperti Overwatch, Diablo, Call of Duty, dan World of Warcraft.
Microsoft akan mengakuisisi Activision Blizzard seharga US$95 per saham dengan total transaksi tunai senilai US$68,7 miliar atau setara Rp 989 triliun.
Baca Juga:
Bos Microsoft Blak-Blakan Soal Upaya Akuisisi TikTok Tahun Lalu
Akuisisi ini adalah kesepakatan terbesar di bidang ini sejak industri teknologi mengalihkan perhatiannya ke metaverse pada tahun 2021.
Dengan akuisisi ini, Microsoft akan menjadi perusahaan game terbesar ketiga di dunia berdasarkan pendapatan, di belakang Tencent dan Sony.
Sebelumnya, Meta —nama perusahaan baru dari Facebook— menggabungkan platform virtual reality Oculus dan pengembangan augmented reality yang menargetkan miliaran pengguna Facebook dan Instagram.
Dilansir dari Quartz (19/1/2022), bedanya, Microsoft akan menambahkan daftar besar judul game populer Activision Blizzard seperti Call of Duty, World of Warcraft, dan Overwatch ke cloud Azure-nya, sehingga memberi Microsoft keunggulan dalam fase permainan berikutnya dan aset virtual yang mengisi berbagai lingkungan permainan.
"Game adalah kategori paling dinamis dan menarik dalam hiburan di semua platform saat ini dan akan memainkan peran kunci dalam pengembangan platform metaverse," kata Satya Nadella, ketua dan CEO, Microsoft.
"Kami berinvestasi besar-besaran dalam konten, komunitas, dan cloud kelas dunia untuk mengantarkan era baru game yang mengutamakan pemain dan pembuat konten dan menjadikan game aman, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang," tambahnya.
Baca Juga:
Microsoft Hentikan Produksi Xbox One
Akuisisi ini juga memperkuat portofolio Game Pass Microsoft dengan rencana untuk meluncurkan game Activision Blizzard ke dalam Game Pass, yang telah mencapai tonggak sejarah baru dengan lebih dari 25 juta pelanggan.
Activison Blizzard sendiri memiliki 400 juta pemain aktif bulanan di 190 negara dan waralaba USD3 miliar.
Akuisisi ini diperkirakan selesai pada Juni 2023.