SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Kaspersky Lab baru saja merilis sebuah hasil penelitian mengenai aktivitas siber yang berbahaya untuk periode pertengahan kedua tahun 2018. Dan hasilnya, mereka mendeteksi bahwa hampir setengah komputer Industrial Control System (ICS) di dunia terinfeksi aktivitas siber yang berbahaya.
Baca Juga: Serangan Malware Makin Banyak, Incar Pengguna Mobile di Indonesia
Menurut Kaspersky Lab, adanya aktivitas siber tersebut memiliki dampak yang sangat buruk. Pasalnya, komputer sistem kontrol yang ada pada berbagai industri sangat berpotensi menyebabkan kerugian material dan penghentian pada fasilitas pengoperasian produksi. "Sumber utama ancaman terhadap komputer industri bukanlah serangan yang ditargetkan, tetapi malware yang didistribusikan secara massal dan masuk ke sistem industri secara tidak sengaja, melalui internet, media yang dapat dilepas seperti USB stik, atau email", kata Kirill Kruglov, peneliti keamanan di Kaspersky Lab ICS CERT melalui pernyataan resminya yang diterima Technologue.id pada 2 April 2019. Berdasarkan data Kaspersky Lab, jika dibandingkan dengan tahun 2017, pada tahun 2018 lalu tingkat ancaman siber pun mengalami pertumbuhan dari 47,2 persen menjadi 44 persen secara global. Tiga negara yang terkena dampak paling parah di antaranya adalah Vietnam (70,09 persen), Aljazair (69,91 persen), dan Tunisia (64,57 persen). Sedangkan untuk wilayah Asia Pasifik, Kaspersky Lab mendeteksi setidaknya ada 54,3 persen komputer sistem kontrol yang terinfeksi pada pertengahan kedua tahun 2018. Sumber utama ancaman ini berasal dari internet. Indonesia sendiri menduduki peringkat keenam di antara negara-negara Asia Pasifik yang paling terkena dampak ancaman siber tersebut. Setidaknya ada 43,2 persen komputer sistem kontrol di Indonesia yang terinfeksi dan diblokir selama enam bulan terakhir di tahun 2018.